SuaraJawaTengah.id - Tempat yang mempunyai cerita mistis kini tidak lagi menjadi hal yang ditakuti masyarakat. Bahkan dari cerita-cerita yang melegenda menjadikan daya tarik wisatawan untuk mengunjungi.
Ada Air Terjun Sumuran, yang memiliki cerita melegenda. Air terjun yang berada di desa Seloprojo, Kecematan Ngablak, Kabupaten Magelang ini konon katanya memiliki sang penunggu dengan wujud ular naga.
Cerita itu diwariskan secara turun temurun, agar lokasi yang biasanya memiliki fungsi penting bagi masyarakat tidak dirusak.
“Di atasnya (air terjun) memang ada lubang sumur sedalam 30-an meter. Tapi tidak bisa dimasuki orang karena menyeramkan. Kadang-kadang kelihatan ada naga, ular besar. Tapi makhluk gaib,” kata Sunar, pengelola Air Terjun Sumuran.
Baca Juga:Berkunjung ke Geo Wisata Taman Likuefaksi di Kabupaten Sigi
Dari lubang sedalam 30 meter yang menjadi sumber air itulah nama Air Terjun Sumuran diambil. Warga sekitar meyakini ular besar menjaga sumur tersebut sejak ratusan tahun lalu.
Sejak lama sumber Air Terjun Sumuran menjadi andalan warga. Selain sebagai sumber air bersih juga untuk mengairi perkebunan sayur dan palawija yang menghampar di sekitarnya.
Menurut Sunar, sumber air terjun bukan berasal dari sungai tempat warga biasa membuang limbah rumah tangga. Tidak heran jika air yang jatuh dari tebing setinggi 40 meter itu tampak jernih.
“Herannya sumur itu tidak pernah kemasukan batu atau tanah. Belum pernah itu. Meskipun hujan deras, (sumber air di dalam sumur) tidak pernah kecampuran tanah,” ujar Sunar menambahkan.
Sejak tahun 2003 pemerintah Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang memugar lokasi sekitar air terjun. Secara bertahap fasilitas umum seperti kamar mandi dan gazebo dibangun sebagai sarana pendukung destinasi wisata Air Terjun Sumuran.
Baca Juga:Horor! Warga Tangerang Temukan Sarang Ular Kobra di Samping Kasur
Mengunjungi Sumuran selain disuguhkan pemandangan air terjun, wisatawan juga dapat menyaksikan indahnya Gunung Andong dan Telomoyo di kejauhan.
Di jalan setapak menuju Air Terjun, warga menanam beragam jenis sayuran dan palawija yang dapat dibeli sebagai buah tangan.
“Siapa yang suka bisa beli, petik sendiri. Jadi minatnya seperti itu. Senangnya pengunjung itu, setelah lihat-lihat pulangnya bawa oleh-oleh.”
Sunar mengaku jumlah kunjungan wisatawan ke Air Terjun Sumuran masih sangat sedikit. Dia berharap promosi wisata di daerahnya lebih gencar lagi.
“Kemarin sebelum Covid-19, tidak bisa dipastikan (jumlah) pengunjung itu. Per hari kadang-kadang nol. Per minggu mungkin 10 orang, jadi belum memungkinkan. Selama pandemi belum dibuka, karena belum disetujui,” kata Sunar.
Kepala Bappeda dan Litbang Daerah Kabupaten Magelang, Sugiyono mengatakan, pihaknya sedang menyusun penguatan perencanaan pengembangan pariwisata terutama di Magelang bagian utara.