Kocar-Kacir! Uskup Agung Ini Sembunyikan Pejuang Indonesia di Gereja

Kala itu, pertempuran antara rakyat Kota Semarang melawan Jepang tak dapat dihindarkan. Peristiwa tersebut dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Semarang

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 November 2020 | 06:28 WIB
Kocar-Kacir! Uskup Agung Ini Sembunyikan Pejuang Indonesia di Gereja
Gereja Gedangan Kota Semarang (suara.com/Dafi Yusuf)

SuaraJawaTengah.id - Gereja Paroki Santo Yosef atau yang sering disebut Gereja Gedangan menjadi saksi bisu perjuangan mendiang pahlawan Monsinyur Albertus Soegijapranata berjuang bersama rakyat melawan Jepang. 

Gereja Paroki Santo Yosef terletak di Kawasan Kota Lama, Jalan Ronggowarsito Kota Semarang. Di gereja itu pula, mendiang Soegijapranata tinggal. 

Gereja Gedangan dirancang oleh arsitek Belanda bernama W.I. Van Bakel dan dibangun pada tahun 1870 hingga 1875. Hiasan penting yang masih ada adalah sembilan belas kaca patri jendela, ukiran-ukiran yang menampilkan empat belas salib dan sebuah altar.

Cerita bermula pada tanggal 15-19 Oktober 1945. Kala itu, pertempuran antara rakyat Kota Semarang melawan Jepang tak dapat dihindarkan. Peristiwa tersebut dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Semarang. 

Baca Juga:11 Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Selatan, Ada Mantan Bajak Laut

Sejarawan Semarang, Jongkie Tio mengatakan, Gereja Paroki Santo Yosef atau Gereja Gedangan merupakan tempat bersembunyi para pejuang yang saat itu mulai terdesak oleh Jepang. 

Menurutnya, alasan para pejuang bersembunyi di gereja adalah keputusan yang tepat. Hal itu dikarenakan, orang Jepang sungkan atau menghindari tempat ibadah sebagai tempat untuk perang. 

"Di sana para pejuang disembunyikan di rumah-rumah bagian belakang," jelasnya kepada suara.com, Senin (9/11/2020). 

Saat itu, pertempuran pecah di beberapa daerah diantaranya di kawasan Tanah Putih, Mbangkong, Jl Dr Cipto serta kawasan Peterongan. 

"Paling ramai pertempuran terjadi di wilayah Mbangkong," ucapnya. 

Baca Juga:Peringati Hari Pahlawan & Hari Ayah Nasional 2020, Ancol Gelar Acara Seru

Pertempuran tersebut meletus selama lima hari berturut-turut. Hingga para pejuang asal Semarang kalah dan melarikan diri. Saat itu, banyak pemuda yang terbunuh oleh tentara Jepang. 

"Jika tidak dibunuh beberapa pemuda yang tertangkap akan dianiaya," katanya. 

Ia menyebut, para pejuang yang tertangkap banyak yang dibunuh di Kawasan Sobokarti. Sementara pejuang yang selamat terpaksa mundur dan bersembunyi di beberapa tempat, salah satunya di Gereja Gedangan. 

"Yang selamat mereka lari ke arah Gedangan," imbuhnya.

Di Gereja tersebut, Soegijopranto menyebunyikan dan mengobati para pejuang di dalam gereja. Saat itu keberadaan ratusan pejuang di Gereja Gedangan tak terendus tentara tentara Jepang.

"Keajaiban datang, saat itu tentara Jepang masih banyak yang mencintai. Tapi tidak ketahuan," imbuhnya. 

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini