Meraba Dunia Baru Seni Pasca Pandemi

Pandemi Covid-19 akan merubah tatanan kehidupan, termasuk seni dan budaya

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 20 Desember 2020 | 15:07 WIB
Meraba Dunia Baru Seni Pasca Pandemi
Sejumlah penikmat seni saat berada di Art Exhibition “New World” di Limanjawi Art House, Borobudur. (Suara.com/Angga Haksoro)

Dari sudut kualitas karya seni, masa pandemi juga menyediakan limpahan waktu bagi seniman untuk mencumbui ide-ide kreatif. Kesibukan dipaksa melambat.

Pandemi Covid misalnya, memberikan jeda bagi Erica Hestu Wahyuni untuk menyelesaikan karyanya: “Fortune Mansion”. Lukisan yang ukurannya lebih besar dari meja pingpong ini menggunakan cat akrilik berbingkai ukiran kayu.

Lukisan bertema beragam aktivitas orang selama “terkurung” di rumah, mulai digarap Erica saat gerhana matahari total 9 Maret 2016. Lockdown selama pandemi, dimanfaatkannya untuk menggenapi karyanya tersebut.  

“Kita mengharapkan kejutan-kejutan. Seniman yang sebelumnya tidak ada waktu untuk berpikir, me-review, medalami, merasuk. Jadi Covid ini ada hikmahknya juga,” kata OHD.

Baca Juga:Pembukaan Kenduri Seni Melayu Digelar Secara Virtual

Masa pandemi juga mendesak seniman Easting Medi untuk mencari alternatif material lukisan selain cat air, cat minyak, dan akrilik. Meski karya yang ditampilkan dalam pameran kali ini masih menggunakan cat akrilik, di sanggarnya Medi bereksperimen melukis dengan pewarna berbahan jamu-jamuan.

“Karya berjudul ‘Love and Peace’ ini saya selesaikan satu minggu. Lukisan kepala Budha mengenakan masker berlatar bendera dari berbagai negara, menggambarkan pandemi Covid yang melanda seluruh dunia,” kata Medi.

Justru keprihatinan atas pandemi, kata pemilik Limanjawi Art House, Umar Chusaeni yang menjadi penyemangat pameran ini digelar. Pandemi ujarnya, mengantar manusia membenamkan diri dalam keheningan nurani.

Pasca pandemi, manusia dengan jagat rayanya mesti optimistis melangkah memasuki dunia baru.

“New World, mungkin juga memberikan tanda bagi jalan terang manusia dalam memperoleh inspirasi untuk menaruh optimistis mencapai masa depan. Dalam dunia baru pasca pandemi, baik secara individu maupun titah wantah-nya sebagai makhluk sosial yang berbudaya tinggi,” kata Umar.

Baca Juga:Melihat Pertunjukan Seni Budaya Taruna AAL di KRI Bima Suci

Pameran seni rupa “New World” diikuti 22 seniman asal Magelang, Yogyakarta, dan Jakarta. Saat pembukaan ditampilkan performance art Jemek Supardi dengan Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) 15.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak