Gibran Segera Dilantik Jadi Wali Kota, Ini Tantangan Berat Putra Presiden

Gibran akan mengawali karir politiknya sebagai Wali Kota Solo, bukan hal mudah, Kondisi ekonomi akibat pandemi menjadi tantangan

Budi Arista Romadhoni
Senin, 04 Januari 2021 | 07:19 WIB
Gibran Segera Dilantik Jadi Wali Kota, Ini Tantangan Berat Putra Presiden
Gibran melakukan blusukan untuk menyampaikan visi misi ke masyarakat. (Dok Timses Gibran)

SuaraJawaTengah.id - Gibran Rakabuming Raka akan dilanti menjadi Wali Kota Solo pada 17 Februari mendatang. Meski terpilih, Putra sulung Presiden Joko Widodo itu bakal menghadapi tantangan berat pada tahun pertama kepemimpinannya sebagai Wali Kota Solo.

Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia. Perlu kerja keras untuk kembali membangkitkan ekonomi di Kota Solo. 

Sejak awal kemunculannya pada jalur politik, Gibran memiliki slogan “lompatan pembangunan untuk Solo”. Slogan yang terlanjur membekas dalam pikiran masyarakat Kota Bengawan. Kini, mereka menunggu pembuktian dari Gibran.

Dilansir dari Solopos.com media jaringan Suara.com, tantangan berat bagi Gibran sebagai Wali Kota Solo semakin berat dengan APBD Solo 2021 yang sudah disahkan akhir 2020 lalu dan kini sudah berjalan. Anggaran tersebut masih disusun oleh Wali Kota Solo dan Wawali Solo saat ini, FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo.

Baca Juga:Tahun Baru 2021, Solo Raya Masih Belum Beranjak dari Zona Merah Covid-19

Artinya kegiatan-kegiatan tahun ini masih merujuk kepada visi, misi, dan program kerja Rudy-Purnomo. Ini tentu juga menjadi tantang bagi Gibran untuk mewujudkan slogannya lompatan pembangunan untuk Solo pada tahun pertama.

Apalagi banyak pekerjaan rumah (PR) yang telah menunggu Gibran. Salah satunya pengentasan masalah perekonomian warga yang sangat terpukul dengan kondisi pandemi Covid-19.

Warga Miskin Meningkat

Ada sebagian warga yang kehilangan pekerjaan karena ekonomi yang sulit. Bahkan jumlah warga miskin menurut prediksi mengalami peningkatan seiring pandemi ini. Belum lagi masalah lesunya bisnis perhotelan dan pariwisata karena rendahnya mobilitas orang.

Tantangan Gibran kian berat sebagai Wali Kota Solo seiring penundaan event internasional Piala Dunia U-20 menjadi 2023. Padahal event itu salah satu momentum sebagai pijakan kebangkitan perekonomian masyarakat Solo pada era Gibran.

Baca Juga:Tugas Gibran Sebagai Walikota Solo Bakal Berat Karena Ini

Dosen Hukum Tata Negara UNS, Agus Riewanto, saat wawancara belum lama ini mengatakan APBD bukan satu-satunya cara mewujudkan pembangunan. Masih ada jalan lain yang bisa Gibran lakukan untuk pembangunan.

“Kalau saya baca dari beberapa pernyataan Gibran, sepertinya ia akan menggunakan dana-dana CSR [corporate social responsibility] dari BUMN-BUMN. Jadi lompatan Solo 2021 kemungkinan akan menggunakan dana CSR BUMN-BUMN itu,” terang Agus.

Setahu Agus, dana CSR BUMN sangat besar, bisa berlipat ganda dari nilai APBD suatu daerah. Tapi Agus masih ragu apakah dana CSR bisa hanya untuk daerah tertentu. “Masa monopoli begitu? Kan penggunaan dana CSR biasanya ada mekanismenya,” urainya.

Mekanisme yang dimaksud Agus, perusahaan BUMN memberikan dana CSR nya kepada masyarakat atau pihak-pihak yang punya hubungan dengan mereka. “Dana CSR untuk pembangunan sekitar perusahaan-perusahaan BUMN itu,” sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini