SuaraJawaTengah.id - Kemiskinan dan masalah sosial jadi tantangan berat yang bakal dihadapi Walikota dan Wakil Walikota Solo terpilih, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.
Hal tersebut diungkapkan tokoh Kota Solo, Habib Hasan Mulachela saat memberikan sembako dan uang tunai kepada para janda dan warga miskin yang masuk RT 04 RT 05/RW 02, Kampung Baru, Jumat (01/01/2021).
Bersama Lurah Kampung Baru Suparjo, Hasan Mulachela menyisir gang-gang sempit di permukiman yang tak jauh dari Balai Kota Surakarta tersebut.
Hasan mengatakan, permasalahan sosial warga bisa menjadi fokus pemimpin Kota Solo yang baru, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa, dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga:Gibran Disebut Terlibat Kasus Bansos, Jaliari Batubara: Berita Tidak Benar
"Saya sudah berbagi di kampung-kampung di Kota Solo, terutama di kampung kumuh maupun warga kurang mampu. Hari ini di Kampung Baru, sangat dekat dengan Balai Kota Surakarta, tapi kehidupan mereka juga permu bantuan," tegas Hasan Mulachela di sela-sela kegiatan dilansir dari AyoSemarang.com.
Persoalan sosial ini, lanjut Hasan, perlu pemikiran cerdas dan solutif dari wali kota/wakil wali kota terpilih Gibran – Teguh dalam mengentaskan kemiskinan di Kota Solo.
"Melihat kondisi mereka, saya kasihan. Perlu perhatian dari pemerintah, terutama pemimpin terpilih nantinya.Perekonomian warga harus bangkit di tahun yang baru. Tadi saya lihat ada warga usaha kecil-kecilan, semoga wali kota yang baru bisa menyentuh dan memberi solusi dari sisi marketing dan jualannya," ucap Hasan.
"Wali kota terpilih kita ini kan ahli di bidang itu (markering). Berpengalaman mengelola bisnis kuliner dan akses yang luas, harapan saya nantinya bisa ditularkan ke masyarakat. Ini tantangan buat Mas Gibran memimpin Kota Solo," imbuhnya.
Hasan yang juga pengusaha bidang kuliner ini optimistis, Gibran dengan keahlian ekonomi kreatifnya bisa membangkitkan perekomian kerakyatan yang tengah lesu di tengah pandemi.
Baca Juga:Gibran Disebut Terlibat Korupsi Bansos, Eks Mensos Juliari: Tidak Benar