“Saya langsung buat sket di galvalum. Tidak pakai mal. Tinggal saya buat ukuran untuk menyesuaikan karakter bentuk kaki dan badan. Ukurannya rata-rata 3 kali lipat wayang kulit biasa,” ujar Sujono.
Dari segi detail, Sujono mengaku lebih sulit menatah wayang kulit dibandingkan wayang galvalum. “Lebih sulit wayang kulit karena lebih detail. Tapi ini bahaya di tangan. Banyak bahaya kena goresan karena material keras jadi harus hati-hati.”
Proses pembuatan wayang galvalum sudah masuk tahap finishing atau pengecatan. Dibutuhkan waktu 3 bulan pengerjaan hanya dengan dibantu istri dan putra sulung Sujono.
Setelah seluruh wayang selesai dibuat, Sujono sendiri yang akan menyeting tata letaknya di gapuran objek wisata edukasi di Dusun Krandan. “Rencana saat menyeting wayang galvalum ini saya nanti akan bikin ritual semacam kirab,” tutur Sujono menutup obrolan sore itu.
Baca Juga:27.850 Warga Mengungsi Gegara Gempa Mamuju Majene
Kontributor : Angga Haksoro Ardi