SuaraJawaTengah.id - Gunung Merapi kembali menunjukan aktivitas terbarunya. Pada Selasa (19/1/2021) dini hari mengeluarkan awan panas guguran dengan tinggi kolom 500 meter.
Arah luncuran awan panas ke barat daya atau hulu Kali Krasak sejauh 1.800 meter. Peristiwa itu mengakibatkan hujan abu di Klaten dan Boyolali.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), telah terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada Selasa dini hari tadi, tepatnya pukul 02.27 WIB. Awan panas tercatat di seismograf dengan amplitudo 60 mm dan durasi 209 detik.
Dilansir dari Solopos.com jaringan media Suara.com, hujan abu tipis melanda dua desa di Kecamatan Kemalang, Klaten, yakni Sidorejo dan Tegalmulyo, Selasa (19/1/2021) pagi. Meski demikian, aktivitas masyarakat di dua desa tersebut tetap berjalan seperti biasa.
Baca Juga:Peta Bahaya Merapi Berubah, Desa di Kabupaten Magelang Belum Aman
"Di Deles (Sidorejo) dan Tegalmulyo. Tapi sekarang sudah tenang," kata Pelaksana Tugas (PLt) Camat Kemalang, Sudiyono, Selasa (19/1/2021).
Sudiyono mengatakan hujan abu tipis yang melanda Sidorejo dan Tegalmulyo kali ini disebabkan arah angin berembus ke timur. Di saat bersamaan, juga berlangsung hujan.
"Jumat, pekan kemarin di Sambungrejo, Balerante juga ada abu tipis. Saat itu, terjadi erupsi ke arah barat," katanya.
Hujan Abu di Boyolali
Selain itu, hujan abu juga terjadi di beberapa wilayah di Boyolali. Di antaranya di Kecamatan Musuk dan Tamansari Kabupaten Boyolali.
Baca Juga:Peta Bahaya Merapi Berubah, Desa di Sekitar Kabupaten Magelang Belum Aman
Berdasarkan pantauan Solopos.com, di Kecamatan Musuk, pada Selasa pagi, sisa-sisa abu vulkanik terlihat di permukaan jalan, permukaan tanaman dan genting rumah warga. Seperti yang terlihat di Desa Sruni, Kecamatan Musuk.
Salah satu warga Desa Sruni, Cipto Woyono, mengatakan hujan abu terjadi pada Selasa sekitar pukul 03.00 WIB.
"Kemudian berhenti sekitar pukul 05.00 WIB. Tapi ini tipis saja," kata dia.
Dia mengatakan warga pertama kami melihat saat akan beraktivitas pagi.
Warga lain, Zaini, mengatakan sekitar pukul 02.00 WIB terjadi erupsi Gunung Merapi. Setelah itu di wilayah Sruni terjadi hujan abu.
"Terjadi baik di Sruni barat maupun Sruni timur. Lebih tebal di wilayah Sruni timur," kata dia.
Dia mengatakan selama erupsi Merapi 2021, baru hari itu turun hujan abu di wilayahnya. Namun jika dibandingkan dengan hujan abu pada erupsi tahun-tahun sebelumnya, hujan abu pagi itu tergolong tipis.
Laporan BPPTKG
Berdasarkan informasi yang diunggah di akun Instagram BPPTKG, hasil pengamatan pada Selasa dari pukul 00.00 WIB-06.00 WIB, muncul awan panas guguran Gunung Merapi sekitar pukul 02.27 WIB. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 209 detik.
Jarak luncur tercatat sekitar 1.800 meter ke arah barat daya. Teramati tinggi kolom 500 meter di atas puncak gunung. Sedangkan Angie bertiup ke arah timur.
Sebelumnya, hujan abu terjadi pada Jumat (8/1/2021) sekitar pukul 17.00 WIB hingga Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 12.00 WIB.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kecamatan Selo, Mujianto, mengatakan hujan abu tipis sempat terjadi di wilayah Suroteleng, Samiran, Lencoh, dan Jrakah. Menurut informasi yang ada, pada 9 Januari 2021 pukul 06.00-12.00 WIB, juga terjadi guguran lava tujuh kali dengan jarak luncur maksimal 500 meter ke arah hulu Kali Krasak. Awan panas guguran terjadi pada pukul 08.45 WIB. Arah luncuran ke hulu Kali Krasak.