Angin Tornado Meliuk-Liuk di Wonogiri, Ini Kronologi dan Penyebabnya

BMKG menyebut angin tornado itu biasa disebut waterspout, dan penyebabnya terdapat beberapa hal

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 21 Januari 2021 | 14:19 WIB
Angin Tornado Meliuk-Liuk di Wonogiri, Ini Kronologi dan Penyebabnya
Video puting beliung di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Instagram/repostwonogiri)

SuaraJawaTengah.id - Publik digegerkan dengan pusaran angin tornado atau secara ilmiah disebut waterspout, dan biasa disebut angin puting beliung di Wonogiri Rabu (20/1/2021). Dari vedeo angin itu meliuk-liuk di Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri, sekitar pukul 15.30 WIB.

Menurut warga setempat, angin tersebut berputar selama 15 menit. Fenomena alam langka itu terjadi di Desa Sendang, Kecamatan/ Wonogiri, Wonogiri. 

Kepala Desa Sendang, Sukamto, membenarkan adanya fenomena itu yang terjadi di desanya.

"Fenomena itu terjadi sebelum hujan. Pusaran itu berlangsung sekitar 15 menit," Sukamto dilansir dari Solopos.com, Rabu.

Baca Juga:Tanggapi Puting Beliung di Wonogiri, Ustaz Yusuf Mansur: Ibadahnya Dikuatin

Video puting beliung di Wonogiri (Instagram)
Video puting beliung di Wonogiri (Instagram)

Kronologi

Munculnya puting beliung atau tornado air alias waterspout itu membuat warga di sekitar WGM Wonogiri kaget dan panik.

Salah seorang pekerja di Warung Makan Manunggal, kawasan Cakaran, Desa Sendang, berdekatan dengan kawasan karamba WGM, Wahyudi, mengatakan, angin itu muncul sebelum hujan turun. Cuaca saat itu mendung dan ada suara gemuruh petir.

"Awalnya saya melihat ada empat pusaran angin berukuran kecil tepat di atas peraiaran WGM [bagian bawah]. Kemudian di atasnya itu mendung pekat hitam. Empat pusaran kecil tadi berkumpul jadi satu. Kemudian membesar dan naik ke atas. Kaya kesedot," kata dia, Rabu (20/1/2021)

Awalanya, kata dia, pusaran itu berada di area dekat kawasan Objek Wisata WGM. Setelah membesar, pusaran angin itu bergerak ke arah selatan WGM Wonogiri.

Baca Juga:Wonogiri Dilanda Puting Beliung, Warga Malah Kagum: Bagus Ya

"Saat mulai bergerak itu pusarannya semakin kecil dan menghilang ke atas," ungkap dia.

Warga lain yang melihat kejadian itu, Ferawati, mengaku kaget dan ketakutan. Wanita yang bekerja di warung makan Manunggal berada di dekat genangan WGM itu khawatir pusaran angin tersebut menerjang permukiman.

"Saya sendiri sempat gemetar. Takut kalau ke permukiman. Fenomena itu hilang setelah hujan deras. Kaya ada kabutnya terus menghilang," kata Ferawati.

Beruntung pusaran angin puting beliung alias tornado air itu hanya terjadi di perairan WGM Wonogiri, tepatnya di dekat karamba. Sehingga kawasan permukiman warga tidak terdampak.

Camat Wonogiri Kota, Joko Purwidiyatmo, juga membenarkan munculnya puting beliung di WGM. Setelah mendapat laporan, pihaknya langsung mengecek ke lokasi.

"Alhamdulillah tidak ke permukiman warga, aman. Saat ini cuacanya ekstrim. Kami harap masyarakat tetap waspada," kata Joko.

Video puting beliung di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Instagram/repostwonogiri)
Video puting beliung di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Instagram/repostwonogiri)

Bagaimana fenomena langka itu bisa terjadi? 

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena itu, termasuk yang terjadi di atas permukaan air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri pada Rabu sore itu merupakan fenomena biasa.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Satmoko di Semarang, Rabu, (20/1/2021) mengatakan, angin puting beliung di atas waduk itu disebut waterspout. Fenomena ini juga bisa terjadi di laut atau danau.

Menurut dia, waterspout biasanya dipicu oleh munculnya beberapa jenis awan, seperti Cumulus Vongestus, Cumuliform, dan Cumulonimbus.

"Analisa sementara, dinamika atmosfer menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di selatan Indonesia yang memicu belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah," kata Iis dilansir dari ANTARA

Kondisi tersebut, lanjut dia, didukung dengan massa udara yang labil serta kelembapan yang cukup tinggi, dari bawah hingga atas.

Selain itu, menurut Iis, terdapat fenomena Madden Julian Oscalliation (MJO) aktif, tetapi tidak cukup berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

MJO merupakan gangguan awan, hujan, angin, dan tekanan udara yang melintasi kawasan tropis dan kembali ke titik awal dalam kurun waktu rata-rata 30 hingga 60 hari.

Iis juga menyebut peringatan sini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan dan Wonogiri termasuk dalam wilayah yang disebut dalam peringatan itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini