SuaraJawaTengah.id - Kota Magelang menyimpan sejarah perjalanan hidup Jenderal Sudirman. Di kota bekas pusat militer Belanda ini, Panglima Besar menghembuskan nafas terakhirnya.
Sudirman wafat pada hari Ahad, 29 Januari 1950, pukul 18.30 WIB. Jenazah dimandikan di rumah peristirahatannya yang terletak di Jalan Ade Irma Suryani No. C7, Kota Magelang.
Di rumah yang sekarang difungsikan sebagai Museum Sudirman itu, masih tersimpan dipan tempat memandikan jenazah sang Jenderal Besar.
“Dimandikan jenazahnya di sini. Baru kemudian hari Senin siang diberangkatkan ke Yogyakarta. Disemayamkan dulu di Masjid Gede baru kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Semaki,” kata Muhammad Ardani, pengelola harian Museum Sudirman, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga:Warga Dengar Suara Gemuruh, Sebelum Terjadi Longsor di Kaliangkrik Magelang
Menurut Ardani, selain dipan untuk memandikan jenazah museum juga menyimpan ranjang tempat Sudirman wafat.
“Ranjang, kasur, seprei, kursi, almari (yang tersimpan di kamar Sudirman) itu semua asli," tuturnya.
Selain ranjang, benda asli peninggalan Sudirman di museum ini adalah meja dan kursi tamu, meja makan, serta buffet tempat menyimpan peralatan makan.
![Ranjang yang digunakan untuk istirahat Jenderal Sudirman yang tersimpan di Museum Sudirman, Kota Magelang.[Suara.com/Angga Haksoro Ardhi].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/29/81261-ranjang-jenderal-sudirman.jpg)
Ardani menjelaskan, setelah agresi militer Belanda ke 2 berakhir sekitar tahun 1948-1949, pemerintah menempatkan Sudirman di rumah peristirahatan di Magelang.
Magelang dianggap cocok menjadi tempat pemulihan kesehatan Pak Dirman karena berhawa sejuk. Sudirman juga dianggap sudah sejak lama akrab dengan suasana Magelang.
Baca Juga:Bencana Longsor Terjadi di Kaliangkrik Magelang, 4 Orang Luka-luka
Diketahui Sudirman sekitar tahun 1945-1946 sering menggelar latihan laskar militer di sekitaran Gunung Tidar dan Candi Borobudur.
- 1
- 2