Sejarah Kelenteng Tertua di Tegal, Memiliki Gamelan Pusaka Kiai Naga Mulya

Kelenteng itu yakni Kelenteng Tek Hay Kiong yang berlokasi di Jalan Gurami, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 29 Januari 2021 | 15:13 WIB
Sejarah Kelenteng Tertua di Tegal, Memiliki Gamelan Pusaka Kiai Naga Mulya
Kelenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, Kamis (28/1/2021). [Suara.com/F Firdaus]

"Dulu dalang Enthus (Ki Enthus Susmono, dalang dan mantan Bupati Tegal) tahun 2012 sempat ngomong ingin main gamelan pusaka ini, tapi dewa di sini tidak berkenan mempagelarkan. Baru berkenan 2017, dan siapa saja yang mau memainkan ditanyakan, termasuk lagunya. Lagunya lagu Jawa,"‎ cerita Chen Li.

‎Menurut Chen Li yang juga pemuka agama Thao, keberadaan gamelan di kelenteng karena pengurus kelenteng pada awal-awal berdirinya kelenteng menggemari budaya Jawa yang menjadi budaya mayoritas warga Tegal.

"Pengurus waktu itu dulu banyak menggemari budaya rakyat, di antaranya gamelan. Sering dipagelarkan di kelenteng pada jaman dulu," sebutnya.

Sejarawan Pantura, Wijanarto‎ mengatakan, keberadan gamelan di Kelenteng Tek Hay Kiong merupakan bukti akulturasi sekaligus asimilasi budaya di Tegal.

Baca Juga:Gulung Tikar, Pengusaha Warteg Ramai-ramai Pulang Kampung

"Gamelan itu merupakan ‎persembahan untuk menghormati tradisi Jawa. Selain gamelan, di Kelenteng Tek Hay Kiong juga ada sajen khas orang Jawa," ujarnya kepada Suara.com, Jumat (29/1/2021).

Menurut Wijanarto, tradisi Jawa juga tercermin dalam tradisi kirab membawa patung dewa-dewa yang ada di Kelenteng Tek Hay Kiong ke pantai sekaligus untuk dilakukan ritual peribadatan setiap perayaan Cap Go Meh.

"Kelenteng Tek Hay Kiong merupakan kelenteng yang menghormati dewa laut. Berbeda dengan kelenteng di Losari, Brebes yang menghormati dewa bumi. Tradisi membawa patung dewa ke laut untuk dijamas setiap peryaaan cap Go Meh itu sama dengan tradisi sedekah laut di kalangan orang Jawa," ujar Wijanarto.

Kontributor : F Firdaus

Baca Juga:Naik 2 Kali Lipat karena Covid, 190 Orang Dimakamkan Setiap Hari di Jakarta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini