Harga Gabah dan Wacana Impor Beras Bikin Petani di Banyumas Tambah Pusing

Selain wacana impor beras, petani dihadapkan dengan fakta lain yang sangat merugikan yaitu harga gabah yang terus merosot

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 23 Maret 2021 | 12:23 WIB
Harga Gabah dan Wacana Impor Beras Bikin Petani di Banyumas Tambah Pusing
Seorang petani tengah menyemprotkan cairan pestisida untuk membunuh hama di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Rabu (23/3/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

"Biasanya kalau serangan tikus dan wereng, bisa anjlok hasil panennya sampai 50 persen. Tapi kemarin bisa dikatakan tidak ada hama," ujarnya.

Dia mengaku, beberapa pedagang sebenarnya menyebutkan harga gabah sekarang sudah anjlok dari harga sebelumnya. Harga kering panen hanya dihargai Rp3.400 - Rp3.600 tergantung jenis padinya, sedangkan harga gabah kering giling hanya laku Rp4.600-Rp4.700 per kg.

Pengakuan lain datang dari pedagang beras, Eli Martono (55) misalnya, ia saat ini menghentikan dulu pembelian gabah hasil panen petani. Hal ini karena dia sendiri kesulitan untuk menjual beras yang dibeli dari petani.

"Saya itu rutin mengirim beras ke Jakarta. Tapi sekitaran awal Bulan Februari kemarin, pedagang beras di Jakarta minta distop dulu. Karena stok disana masih banyak," kata warga Desa Margasana, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas

Baca Juga:Sindir Mendag Lutfi Soal Impor Beras, Sekjen PDIP: Coreng Muka Jokowi!

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini