Kisahnya Bikin Haru, Warga Magelang Ditemukan Usai 30 Tahun Hilang

Kisah mengharukan datang dari Kabupaten Magelang. Muhammad Masim Masruri (65), pria yang hilang sekitar 30 tahun lalu ditemukan di Paiton, Probolinggo.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 26 Maret 2021 | 13:53 WIB
Kisahnya Bikin Haru, Warga Magelang Ditemukan Usai 30 Tahun Hilang
Muhammad Masim Masruri (kanan) didampingi adiknya Musafak (kiri) tinggal di Dusun Kalisalak, Desa Donomulyo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. [ANTARA/Anis Efizudin]

SuaraJawaTengah.id - Kisah mengharukan datang dari Kabupaten Magelang. Muhammad Masim Masruri (65), pria yang hilang sekitar 30 tahun lalu ditemukan di Paiton, Probolinggo.

Saat meninggalkan rumah, Masim diduga sedang mengalami depresi sebelum ditemukan di Jawa Timur.

Heroiknya, Masim ditemukan berkat unggahan di sebuah media sosial mengenai perjalanan hidup dari sosok yang berasal dari Dusun Kalisalak, Desa Donomulyo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Nurkhayati, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Secang sekaligus sosok yang masih ada hubungan keluarga dengan Masim menjelaskan proses penemuan pria itu setelah diunggah di medsos oleh akun instagram @novitha_mery.

Baca Juga:Satu ELTE di Simpang Artos, Polres Magelang Maksimalkan 16 CCTV Lalu Lintas

"Melalui story akun instagram tersebut menampilkan dua foto saat pertama kali ditemukan, kemudian kondisi setelah dipotong rambutnya dan dimandikan dengan mengenakan baju koko. Selain itu, diberi caption 'bantu share dong gank.. Siapa tau ada yang kenal. Beliau hanya ingat Magelang, Kalisalak," katanya membacakan medsos tersebut seperti dilansir Antara.

Setelah ada kabar Masim ada di Paiton, Kabupaten Probolinggo, kemudian pihak keluarga berembuk untuk melakukan penjemputan. Kebetulan di Kalisalak, Secang, masih ada adiknya, Musafak (56), sedangkan adik satunya tinggal di Bandung, Jawa Barat.

Penjemputan, antara lain dilakukan oleh Nurhayati dan kakaknya Muhammad Ridwan yang juga pegawai Kecamatan Secang, dan perangkat Desa Donomulyo Ratna Indah Wulandari.

Ridwan menceritakan, dulunya Masim orangnya pintar mengaji. Saat itu setelah sekolah ingin mondok di Gontor, Ponorogo. Namun, orang tuanya tidak membolehkan karena alasan jauh dan tidak punya biaya. Diduga hal inilah yang menyebabkan dia depresi hingga pergi dari kampungnya.

Ia menuturkan saat ada kabar penemuan Masim, dirinya meminta untuk difotokan 10 jari tangannya, karena di salah satu jari tengah tangan kiri ada ciri khusus luka bekas cincin.

Baca Juga:Pendaki Magelang Ditinggal Rekannya di Gunung Lawu, Kondisinya Drop

Masim sekarang tinggal di rumah adiknya, Musafak. Untuk diajak bicara dia hanya menjawab sepatah demi sepatah.

"Proses penemuan Pak Masim berkat diunggah di media sosial. Dia sampai di rumah pada Rabu (24/3) malam setelah dilakukan penjemputan,"ujar Nurkhayati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini