Jembatan Pleret di Boyolali Ambrol, Akses Warga Nogosari-Andong Terputus

Jembatan yang ada di Kecamatan Nogosari dan Andong Kabupaten Boyolali itu ambrol karena diterjang banjir akibatnya masyarakat harus berputar jalan yang lebih jauh

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 26 Maret 2021 | 17:33 WIB
Jembatan Pleret di Boyolali Ambrol, Akses Warga Nogosari-Andong Terputus
Jembatan pleret yang terletak antara dua desa dan kecamatan yaitu desa sempu, Kecamatan Andong dan desa Glonggong Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Jembatan pleret yang menghubungkan dua Desa di Kecamatan Nogosari dan Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali ambrol diterjang banjir. 

Akibatnya, masyarakat dari dua desa di Kabupaten Boyolali tersebut tidak bisa melintas, dan harus mencari jalan lain yang lebih jauh. 

Diketahui jembatan pleret tersebut terletak antara dua desa dan kecamatan yaitu desa sempu, Kecamatan Andong dan desa Glonggong Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. 

Salah satu warga Desa Glonggong, Agus Parmanto menyebut saat ini masyarakat tidak berani melewati jembatan tersebut. Selain diterjang banjir, jembatan pleret itu rusak karena tidak ada kepedulian warga setempat. 

Baca Juga:Niat Lompat dari Jembatan PIK 2, Perempuan Berdaster Putih Dibopong Petugas

"Faktor ketidakpedulian warga yang membuang dangkel pohon bambu dan pohon lainnya ke sungai sehingga menyebabkan  jembatan tersebut mengalami kerusakan," katanya kepada Suara.com di Boyolali, Jumat (26/3/2021). 

Agus mengatakan jembatan pleret tersebut sebelum ambrol sudah direncanakan akan diremajakan atau diperbaharui. Namun, karena wabah Covid-19, Pemkab Boyolali menunda perbaikan jembatan pleret yang ada di Kecamatan Nogosari itu. 

"Sebenarnya jembatan tersebut sudah di setujui di Musyawarah Kecamatan Nogosari awal tahun 2020 sebelum jembatan rusak, karena ada wabah corona sehingga belum terealisasi," ucapnya. 

Ia menceritakan, jembatan pleret itu dibangun pada tahun 2009. Jembatan itu dibangun untuk memberikan akses masyarakat dan anak-anak yang akan berangkat sekolah. 

"Sampai sekarang sudah 12 tahun jembatan pleret tersebut di manfaatkan warga yang dari wates, sumber, sempu dan sekitarnya untuk bekerja atau menimba ilmu, sehingga untuk saat ini warga merasa kehilangan akses jalan alternatif tersebut," ujarnya. 

Baca Juga:Pelaku Meme 'Pisang' Kajari Kota Malang Menyesal dan Minta Maaf

Untuk bisa tetap beraktivitas, lanjut Agus, masyarakat harus memutar jalan yang lebih jauh. Wargapun merasa kesulitan dan meminta pemerintah untuk segera membangun kembali jembatan pleret yang ada di Kabupaten Boyolali. 

"Warga harus berputar jauhnya dua kali lipat, sebagai warga mohon kepada pemerintah untuk memperhatikan keadaan jembatan tersebut untuk dibangun jembatan yang standar seperti jembatan pada umumnya," tandasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini