SuaraJawaTengah.id - Umat Konghucu di Kabupaten Tegal membagikan takjil atau makanan untuk berbuka puasa di depan Kelenteng Hok le Kiong, Jumat sore (23/4/2021).
Pembagian takjil berupa kolak tersebut dilakukan untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Takjil dibagikan kepada pengendara sepeda motor dan mobil serta pejalan kaki yang melintas di depan kelenteng yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Slawi, Kecamatan Slawi.
Pembagian mulai dilakukan sejak pukul 16.00 WIB dan disambut antusias oleh para pengendara dan warga yang kebetulan melintas sehingga langsung habis dalam waktu tak sampai 15 menit.
Baca Juga:Waduh, Iis Dahlia Jadi Korban DM Palsu: Ini Fitnah, Mungkin Perlu Binaan
Ketua Yayasan Adi Dharma Klenteng Hok Ie Kiong Irawan mengatakan, pembagian takjil menjelang waktu berbuka puasa sudah dilakukan selama empat hari.
"Kegiatan ini mau dirutinkan. Kemarin rencana seminggu, kemungkinan nanti akan ditambahkan waktunya," ujar Irawan.
Menurut Irawan, pembagian takjil dilakukan untuk meramaikan bulan Ramadan dan menghormati masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa.
"Rencana kami juga akan undang pejabat teras, bupati untuk buka bersama di klenteng," ungkapnya.
Irawan mengatakan, takjil yang dibagikan setiap harinya berjumlah 100 porsi. Jenis takjilnya berbeda-beda setiap hari.
Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Cianjur Sabtu 24 April 2021
"Tiap hari menunya ganti-ganti, ada es kluwud, ada kolak, macem-macem. Biasanya mulai bikin dari siang, nanti dibagikan jam empat sore kepada pengguna jalan yang lewat sini, siapa saja" ujarnya.
Irawan berharap kerukunan umat beragama di Kabupaten Tegal bisa terus terjaga. Apalagi masyarakat selama ini menyambut baik kegiatan yang digelar kelenteng.
"Ini kegiatan positif, saling menghormati. Ke depan kita ingin agar terus terjalin kerukunan antarumat beragama," ucapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan di prasasti yang ada di kelenteng, Kelenteng Hok le Kiong dibangun pada 1915. Tidak hanya umat Konghucu, kelenteng yang memajang lukisan Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur ini boleh didatangi oleh siapa pun.
Kontributor : F Firdaus