"Selain itu mendorong untuk Go Modern sebagai fashionyang kekinian dan punya brand.Apalagi Rembang ingin menjadi Kota Fashion," tandas Dharma.
Desainer fashion Lisa Fitria mengakui, kondisi UKM pengrajin batik Lasem hampir 90 persen menjual dalam bentuk kain lembaran, sedangkan 10 persen bentuk busana Ready to Wear yang sayangnya belum memiliki konsep desain atau karakter DNA.
Padahal elemen terpenting dalam melahirkan sebuah brand fashion adalah bagaimana menentukan DNA yang unik dan berdampak.
Dalam kegiatan tersebut, Lisa mengupas tuntas strategi dalam penentuan DNA brand, termasuk langkah-langkah awal membangun brand.
Baca Juga:Sabet Gold Champion, Semen Gresik Berjaya di Ajang WOW Brand 2021
Dia juga telah merancang sejumlah program ke depan dalam proyek pengembangan usaha batik Lasem, meliputi pembuatan kampanye fashion, peluncuran fashion show, display outlet di Rumah BUMN, galeri, penggunaan jasa endorsementdari influencer hingga peluncuran website yang berisikan penjualan dengan platform digital.