Awas! Usai Lebaran Pola Makan Sulit Dikontrol, Ini Tipsnya

Momentum libur lebaran menjadi ajang berkumpul bersama keluarga dengan beraneka makanan yang ada, namun hal itu akan membuat pola makan berubah

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 23 Mei 2021 | 12:46 WIB
Awas! Usai Lebaran Pola Makan Sulit Dikontrol, Ini Tipsnya
Ilustrasi menu Lebaran ( Shutterstock )

Sekjen PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Dr Ahmad Sulaeman MS secara khusus menyarankan masyarakat untuk selalu bijak memilih dan mengonsumsi makanan dan minuman.

Sebab berbagai kajian menunjukkan bahwa kegemukan, kelebihan konsumsi gula, garam (natrium) dan lemak, stres kronik, dan kurang tidur meningkatkan risiko gangguan imunitas (kekebalan tubuh) dan gangguan kesehatan.

Oleh karena itu masyarakat Indonesia diharapkan membatasi asupan gula, garam, dan lemak atau membatasi makanan dan minuman yang manis, asin dan berminyak, serta meningkat asupan serat pangan, sesuai anjuran Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan, agar turut mempertahankan berat badan yang normal dan tetap sehat setelah puasa.

Puasa Ramadan yang telah dilakukan dengan baik dan benar mendatangkan banyak kebaikan dalam pengendalian lemak, sistem hormon dan metabolik tubuh, serta latihan kedisiplinan dan kejujuran.

Baca Juga:1 RT di Cipayung Lockdown Lokal, Dugaan Sementara Akibat Interaksi Lebaran

Kebaikan yang telah diraih ini sebaiknya dijaga mulai hari lebaran pertama dengan cara menghindari makan berlebihan, dan setelah lebaran melaksanakan anjuran puasa Syawal atau puasa berselang (intermittent fasting), seperti puasa Syawal, puasa Senin dan Kamis, atau puasa lainnya yang dianjurkan bagi yang berkenan dan sesuai kemampuan.

“Rayakan lebaran dengan penuh kebahagiaan. Rasa bahagia juga turut meningkatkan imunitas tubuh yang kita perlukan untuk hidup sehat baik di masa pandemik dan tidak pandemi. Rasa bahagia dalam silaturrahmi tidak hanya bisa dilakukan dengan mudik, tetapi bisa secara daring,” kata Ahmad Sulaeman.

Ia berharap masyarakat tetap memiliki kepedulian tinggi untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Puasa juga diharapkan mendatangkan banyak kebaikan bagi kehidupan semua dan mencegah terjadinya kegemukan yang semakin meningkat di Indonesia dan berisiko memperparah pandemi.

Edukasi Keluarga

Pentingnya untuk tetap sehat mendorong sejumlah pihak termasuk penggerak pendidikan terlibat langsung dalam mengedukasi kebiasaan hidup sehat.

Baca Juga:Polres Mojokerto Buru Pelaku Arisan Fiktif Rp 1 M, Hingga Lintas Provinsi

Sebanyak 6.000 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) misalnya telah menyatakan siap terjun menjadi laskar untuk mengedukasi keluarga dalam upaya menciptakan Jakarta sehat, sejahtera, dan Bahagia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini