Kisah Siboen, Youtuber Sukses dari Banyumas yang Pernah Disangka Pakai Pesugihan

Dari konten YouTube, Siboen dari Banyumas bisa hasilkan ratusan juta per bulan, hingga dia disangka punya pesugihan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 08 Juni 2021 | 14:20 WIB
Kisah Siboen, Youtuber Sukses dari Banyumas yang Pernah Disangka Pakai Pesugihan
Konten kreator, Siboen menunjukkan penghargaan dari Kementerian Sosial dan Youtube di kediamannya, Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (7/6/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

Dari situlah ide untuk membuat konten tutorial dunia perbengkelan motor tercetus. Bukan tanpa sebab, pasalnya keterampilan ia di dunia perbengkelan bukan diraih dari pendidikan STM. Pendidikan resmi yang ia raih adalah jenjang Sekolah Dasar (SD).

Alasannya hampir sama dengan kebanyakan orang yang putus sekolah. Himpitan ekonomi orangtuanya. Ia lulus SD pada tahun 1996. Setelah itu ia memutuskan merantau ke Jakarta. Dua tahun berselang tepatnya saat kerusuhan 1998 ia pulang karena merasa takut.

"Kalau misal tidak ada kerusuhan itu mungkin saya sampai saat ini masih di Jakarta. Tapi saya takut dan akhirnya pulang ke rumah," terangnya.

Dua tahun lamanya ia gunakan membantu orangtua yang saat itu bertani. Kemudian datanglah informasi mengenai pelatihan bebas biaya di Kabupaten Magelang dari Kepala Desa nya saat itu. Tempat pelatihan itu bernama Balai Rehabilitasi Antasena. 

Baca Juga:Nekad Terbangkan YouTuber Cuma Pakai Lakban, Seorang Pilot di Rusia Diskors

Sebenarnya Balai Rehabilitasi Antasena merupakan tempat pembekalan bagi anak-anak putus sekolah yang berperilaku nakal milik Departemen Sosial. Namun ia tidak mengetahui informasi tersebut. Sepengetahuannya yang membuka pelatihan ada tempat kursus.

"Saya sempat kaget dan malu. Tapi karena memang sudah terlanjur di sana ya saya niatkan untuk menyerap ilmunya. Saat itu saya belajar otomotif mesin motor biar bisa buka bengkel sendiri di rumah," jelasnya.

Setelah membuka bengkel, ia memutuskan untuk menikah pada tahun 2005. Tentu saja beban hidupnya semakin bertambah karena harus menghidupi seorang istri.

Jatuh bangun ia rasakan untuk mendapatkan penghasilan lebih. Hingga singkat cerita ia mulailah dengan karir YouTube nya di tahun 2017. 

Saat itu, selain keterbatasan gawai, ia juga keterbatasan kuota untuk mengunggah kontennya. Alhasil, ia menemukan ritme baru, tiap pukul 16.00 WIB sore, selepas ia menutup bengkel, langsung menuju ke balai desa yang menyediakan internet gratis.

Baca Juga:Termasuk Kapolsek, Begini Kronologi 22 Anggota Polsek Cilongok Terpapar Covid-19

"Kerjaan saya tiap hari upload konten tiap jam 4 sore. Isinya ya tutorial perbengkelan. Saya kadang sampai ketiduran karena menunggu upload yang waktunya lama. Kadang selesai jam 10 malam. Saya tidak nongkrong di balai desa, tapi di bangunan kosong depan balai desa (rumahnya saat ini tinggal).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini