Kisah Siboen, Youtuber Sukses dari Banyumas yang Pernah Disangka Pakai Pesugihan

Dari konten YouTube, Siboen dari Banyumas bisa hasilkan ratusan juta per bulan, hingga dia disangka punya pesugihan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 08 Juni 2021 | 14:20 WIB
Kisah Siboen, Youtuber Sukses dari Banyumas yang Pernah Disangka Pakai Pesugihan
Konten kreator, Siboen menunjukkan penghargaan dari Kementerian Sosial dan Youtube di kediamannya, Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (7/6/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Siswanto atau akrab dipanggil Siboen, bapak tiga anak berumur 37 tahun dari Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, tidak pernah menyangka melalui media Youtube akan menaikkan derajat kemapanan keluarganya.

Lima tahun silam, kisah hidupnya bertolak belakang 180 derajat dari kehidupannya sekarang. Sewaktu itu, Siboen masih sibuk dengan satu-satunya mata pencaharian di dunia perbengkelan. Medio 2017 menjadi titik balik cerita singkat kesuksesan Siboen, berkat menonton sekilas berita mengenai Atta Halilintar di layar televisi yang berpenghasilan menggunakan media YouTube.

"Awal mula perjalanan ini sebenarnya saat saya tidak sengaja nonton Atta Halilintar yang bisa memiliki penghasilan dari Youtube. Saat itu saya berpikiran ingin mengembangkan usaha saya. Tapi kan susah buka bengkel di desa. Pasti ya "pasiennya" segitu-gitu saja dan orangnya itu-itu saja," kata Siboen menceritakan kisah hidupnya di kediamannya, Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Senin (7/6/2021).

Bukan berarti ia mengidolakan Atta Halilintar, ia hanya ingin mendapatkan penghasilan lebih dengan cara halal dengan kemampuan yang saat itu sangat terbatas.

Baca Juga:Nekad Terbangkan YouTuber Cuma Pakai Lakban, Seorang Pilot di Rusia Diskors

Tak berhenti hanya disitu, ia juga melihat fenomena anak-anak desa tempatnya tinggal kerap melontarkan kata "cingire".

Ia penasaran lalu mencari tahu sendiri fenomena anak-anak sekitaran yang kerap berkata "cingire". Rupanya anak-anak tersebut menirukan perkataan cerita komedi oleh Youtuber asal Kebumen. Dari situlah awal mula konten-kontennya dimulai.

Tiga bulan pertama, tiap harinya ia dengan rutin mengunggah konten komedi yang melibatkan anak sekitaran. Hanya dengan bermodalkan Handphone jenis Xiaomi Redmi 4x dan Samsung Duos ia bikin konten seadanya.

Awal mula, ia kesulitan untuk membuat konten dengan durasi panjang. Keterbatasan kartu memori menjadi satu-satunya penyebab. Maklum saja, perekonomiannya saat itu masih sangat terbatas.

Konten komedi yang saat itu ia buat rupanya kurang diminati oleh warganet. Faktanya, jumlah kunjungan dan pengikutnya tak kunjung naik. Hingga pada akhirnya, datanglah seorang yang ingin membetulkan aki motor jenis N-Max. Karena keluaran terbaru, ia kesulitan untuk mencari letak aki berada.

Baca Juga:Termasuk Kapolsek, Begini Kronologi 22 Anggota Polsek Cilongok Terpapar Covid-19

"Sudah saya bongkar sebelah depan tidak ada, tengah juga tidak ada, terus saya ngomong ke orangnya ga sanggup karena akinya tidak ketemu. Orangnya terus nyuruh saya buat lihat di Youtube saja. Akhirnya ketemu tuh, tapi rata-rata konten yang diunggah di Youtube mengenai tutorial perbengkelan kurang jelas untuk orang awam," akunya.

Dari situlah ide untuk membuat konten tutorial dunia perbengkelan motor tercetus. Bukan tanpa sebab, pasalnya keterampilan ia di dunia perbengkelan bukan diraih dari pendidikan STM. Pendidikan resmi yang ia raih adalah jenjang Sekolah Dasar (SD).

Alasannya hampir sama dengan kebanyakan orang yang putus sekolah. Himpitan ekonomi orangtuanya. Ia lulus SD pada tahun 1996. Setelah itu ia memutuskan merantau ke Jakarta. Dua tahun berselang tepatnya saat kerusuhan 1998 ia pulang karena merasa takut.

"Kalau misal tidak ada kerusuhan itu mungkin saya sampai saat ini masih di Jakarta. Tapi saya takut dan akhirnya pulang ke rumah," terangnya.

Dua tahun lamanya ia gunakan membantu orangtua yang saat itu bertani. Kemudian datanglah informasi mengenai pelatihan bebas biaya di Kabupaten Magelang dari Kepala Desa nya saat itu. Tempat pelatihan itu bernama Balai Rehabilitasi Antasena. 

Sebenarnya Balai Rehabilitasi Antasena merupakan tempat pembekalan bagi anak-anak putus sekolah yang berperilaku nakal milik Departemen Sosial. Namun ia tidak mengetahui informasi tersebut. Sepengetahuannya yang membuka pelatihan ada tempat kursus.

"Saya sempat kaget dan malu. Tapi karena memang sudah terlanjur di sana ya saya niatkan untuk menyerap ilmunya. Saat itu saya belajar otomotif mesin motor biar bisa buka bengkel sendiri di rumah," jelasnya.

Setelah membuka bengkel, ia memutuskan untuk menikah pada tahun 2005. Tentu saja beban hidupnya semakin bertambah karena harus menghidupi seorang istri.

Jatuh bangun ia rasakan untuk mendapatkan penghasilan lebih. Hingga singkat cerita ia mulailah dengan karir YouTube nya di tahun 2017. 

Saat itu, selain keterbatasan gawai, ia juga keterbatasan kuota untuk mengunggah kontennya. Alhasil, ia menemukan ritme baru, tiap pukul 16.00 WIB sore, selepas ia menutup bengkel, langsung menuju ke balai desa yang menyediakan internet gratis.

"Kerjaan saya tiap hari upload konten tiap jam 4 sore. Isinya ya tutorial perbengkelan. Saya kadang sampai ketiduran karena menunggu upload yang waktunya lama. Kadang selesai jam 10 malam. Saya tidak nongkrong di balai desa, tapi di bangunan kosong depan balai desa (rumahnya saat ini tinggal).

Karena malu, yang nongkrong di balai desa untuk memanfaatkan internet gratis saat itu pemuda berpakaian bersih. Sedangkan saya kotor karena habis mbengkel," tuturnya.

Hal itulah yang membuat Siboen, bercita-cita untuk membeli bangunan kosong yang dahulunya digunakan untuk tempatnya upload konten. Setahun berselang mimpi itu jadi nyata. Konten tutorial perbengkelannya banyak peminatnya.

Hanya dalam waktu enam bulan jerih payahnya mulai menghasilkan. Ia mulai gajian dari Youtube. Masih ingat betul saat itu jumlah yang ia terima dari Youtube, kisaran angka Rp1,8 juta.

Hingga kini ia bisa dikatakan berhasil menjadi konten kreator YouTube dengan penghasilan Rp50-150 juta. Hasil tersebut didapat dari akumulasi 10 channel Youtube yang ia kelola sendiri saat ini.

Hal itulah yang membuat ia bisa membayar impiannya dengan membeli bangunan kosong seharga Rp 450 juta di seberang balai desa persis tempat awal mula ia mengunggah konten saat awal meniti karir. Sekaligus digunakan sebagai bengkelnya.

"Nah dari situlah mulai ada perkataan tidak enak dari warga sini. Ada yang ngomong saya "nyupang" lah (pesugihan). Karena bisa beli rumah hanya dengan bengkel. Mereka rata-rata belum tahu kalau saya bekerja juga melalui dunia maya. Malah sampai ada orangtua yang melarang anaknya datang kesini. Katanya takut dijadikan tumbal oleh saya," akunya.

Hal itulah yang kemudian memicu Siboen untuk berbagi ilmu kepada warga sekitar agar bisa mendapatkan penghasilan dari Youtube dengan kontennya masing-masing. Agar tidak ada lagi tuduhan negatif yang ditujukan kepadanya.

"Dari situ kenalan saya banyak, ada yang pengin belajar youtube dari luar kota. Bahkan ada klien bengkel saya yang dari Lombok. Ga mungkin kan, jauh-jauh dari Lombok kesini cuma buat servis motor. Tujuannya yang utama pasti silaturahmi. Kalau di sekitar desa sini ada 37 yang sedang belajar youtube. 20 dari Kasegeran. Sisanya dari desa tetangga," ucapnya.

Dari jumlah segitu, saat ini sudah ada 15 channel yang menghasilkan uang. Rata-rata konten yang diajarkannya bagi warga sekitar adalah konten misteri. Karena tidak membutuhkan keahlian khusus. Hanya perlu keberanian. Selain itu juga konten misteri selalu mendapat atensi lebih bagi warga Indonesia.

Warga desa tetangga pun akhirnya menamai Desa Kasegeran dengan istilah Kampung Youtuber. Karena banyak konten kreator lahir dan menghasilkan uang dari desa setempat. Desa yang awalnya masuk kategori desa miskin, kini perlahan mulai bangkit berkat Siboen yang mempelopori perubahan.

Siboen menceritakan sedikit kisah murid didiknya yang berprofesi sebagai pedagang cilok. Berkat konten yang ia bikin mengenai dunia kuliner, kini muridnya ini, berhasil mendapatkan penghasilan sampingan Rp 15 juta tiap bulannya.

"Saya terpacu mereka semua harus sukses pada tahun 2019. Pokoknya mereka semua harus dapat gaji. Jadi saya kumpulkan di rumah waktu itu," akunya.

Saat ini, Siboen bisa dikategorikan sebagai konten kreator sukses. Karena dari 10 akun yang ia kelola, 5 diantaranya telah mendapatkan Silver Play Button. Yang artinya kelima akun ini jumlah subscribernya telah menyentuh angka 100 ribu.

Sedangkan satu akun utamanya Siboen Channel, telah mendapatkan Golden Play Button karena jumlah subscribernya mencapai 1 juta pengikut.

Ia bahkan sampai rela meliburkan bengkelnya selama 5 bulan dalam setahun untuk fokus menggarap konten tutorial perbengkelan miliknya. Selain itu juga agar, bengkel lainnya yang ada di Desa Kasegeran ikut kebagian rejeki. Biasanya ia menutup bengkel dari awal Ramadan sampai lebaran haji.

Kesederhanaan juga yang akhirnya membawa Siboen layak mendapat penghargaan dari Kementerian Sosial pada minggu lalu.

"Kemarin hari Sabtu tanggal 5 Juni, saya dapet penghargaan oleh Bu Risma karena dinilai berhasil sebagai lulusan Balai Antasena Magelang Berprestasi. Tadinya saya mau ga berangkat karena memang sibuk bikin konten. Tapi setelah staff khususnya Bu Risma yang menghubungi jadinya saya berangkat," imbuhnya.

Ia saat ini tengah fokus membuat Taman K-Boen di atas tanah milik keluarganya agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk warga sekitar dari penghasilannya sebagai konten kreator. Lokasi itu nantinya akan digunakan untuk destinasi wisata baru di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

Sementara itu, Kepala Desa Kasegeran, Saifuddin menceritakan sedikit kisah Siboen pada saat kecil. Kebetulan saat itu, dirinya sudah dipercaya oleh warga setempat sebagai kades.

"Dulu Siboen ini tergolong anak bandel. Bukan yang melakukan tindakan kriminal atau apa. Tapi ya jarang pulang rumah susah diatur. Saya kirim ke Magelang tahun 2000 periode saya yang pertama. Ada 20 anak yang saya kirim ke Magelang dan Semarang untuk mendapatkan latihan rohani dan fisik kemudian ketrampilan. Alhamdulillah setahun kemudian Siboen lulus dengan kategori terbaik keterampilan sepeda motor," terangnya.

Dari situ kemudian Siboen, direkrut oleh Ahass di Kabupaten Magelang. Namun hanya bertahan satu tahun. Kemudian ia pindah ke Jakarta setelah itu pulang kampung.

"Ia kemudian membuka bengkel, kemudian sukses dan mengenal media sosial meskipun ia nunsewu hanya lulusan SD tapi memiliki potensi besar," jelasnya.

Kesuksesan Siboen yang kemudian membuat Saifuddin mengganggas Kampung Youtuber di Desa Kasegeran. Karena banyak warganya yang awalnya sebagai pengangguran, kini berkarir sebagai konten kreator.

Bahkan kini di balai desa memasang penguat sinyal wifi agar seluruh masyarakat desa bisa menikmati akses internet. Meskipun berbayar namun terjangkau. Per 6 jam, warga hanya perlu membayar Rp 2.000 untuk menikmati fasilitas wifi.

"Kami disini bertindak sebagai fasilitator. Karena Pendapatan Asli Desa kami ini termiskin se Kecamatan Cilongok. Jadi kami disini mendorong agar warga aktif membuat konten," jelasnya.

Sebelum adanya Siboen yang sudah terlebih dahulu sukses menjadi konten kreator, di desa ini banyak pengangguran. Dengan dicetuskannya Kampung Youtuber kini, kehidupan masyarakatnya jauh lebih baik.

"Saat ini mungkin belum berefek ya, tapi kami mendorong agar mas Siboen ini menjadi ketua BUMDes. Karena track record yang diciptakan. Harapan kami nanti ada efek untuk ekonomi desa. Karena menurut saya mas Siboen cukup kreatif dalam membaca peluang usaha," tandasnya.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak