"Yang terbaru, tab "Kids" (Anak-Anak) di Google Play. Tab khusus ini berisi aplikasi yang telah ditinjau oleh pengajar dan memiliki konten berkualitas tinggi ditandai 'disetujui pengajar'. Kerangka penilaiannya untuk aplikasi dan konten dapat tampil di tab ini dikembangkan melalui konsultasi dengan penilai lokal di Indonesia dan fakultas dari Harvard Graduate School of Education dan Universitas Georgetown."
Di luar itu, komunikasi orangtua dan anak harus terbuka. Bicarakan pada anak soal apa yang harus diwaspadai saat berselancar di dunia maya, cara memanfaatkan internet agar lebih kreatif, juga pastikan anak terbuka kepada orangtua agar terhindar dari situasi yang tidak aman di internet.
Kemudian ketiga, jangan terjebak perangkap hoaks dan misinformasi.
Limpahan informasi yang memenuhi gawai Anda dibarengi dengan informasi hoaks yang membuat gempar. Lakukan cek fakta agar Anda tidak menjadi korban hoaks. Ketika melihat foto yang menghebohkan, periksa apakah gambar itu pernah dipakai sebelumnya di konteks lain. Sebuah gambar juga dapat diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya. Anda bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto dan pilih “Telusuri gambar ini di Google”.
Baca Juga:Asik Main Gawai, Tangan dan Kaki Remaja Putus Tertabrak Kereta di Kebayoran Lama
Ketika membaca informasi yang meragukan, cari lebih banyak berita tersebut dari sumber dan media yang terpercaya untuk memastikan kebenarannya.
Veronica mengingatkan orangtua bahwa hubungan yang sehat dengan teknologi dimulai dari diri sendiri. Dia mengajak orangtua untuk memanfaatkan berbagai fitur yang disediakan untuk menjaga keamanan di dunia digital sebagai titik awal membentuk keamanan daring dalam keluarga.
Sumber: ANTARA