Ketua Paguyuban Pondok Wisata Guci Sopan Sofiyanto mengatakan, ada sekitar 700 pelaku usaha yang terdampak panutupan Guci, mulai dari pemilik home stay hingga pedagang. Dari jumlah itu, 95 persen sepenuhnya mengandalkan penghasilan dari wisatawan yang datang ke Guci.
"Otomatis sejak Guci ditutup 8 Juni, bahkan sebelum PPKM, mereka tidak punya penghasilan. Sedangkan angsuran di bank tidak ada hari liburnya. Kebutuhan pokok dan kebutuhan anak juga harus terpenuhi. Apalagi sekolah kan daring, perlu pulsa," ujarnya.
Menurut Sopan, pelaku usaha kecil yang tak memiliki sumber penghasilan lain mencoba bertahan selama Guci ditutup dengan berbagai cara. Mereka ada yang sampai menjual sepeda motor dan menggadaikan sertifikat rumah atau tanah.
"Harapannya Guci dibuka kembali, tapi cara-caranya kami bingung, harus seperti apa. Makanya pelaku wisata melakukan pengibaran bendera putih atas inisiatif masing-masing karena sudah menyerah dengan keadaan. Harapannya ada solusi dari pemerintah untuk pelaku wisata seperti kami," ujarnya.
Baca Juga:Korupsi Bansos Covid-19, Pengacara Aa Umbara Singgung Sosok Berpengaruh 'HK'
Kontributor : F Firdaus