Presiden Afghanistan Tinggalkan Kabul, Rusia Buka Komunikasi dengan Taliban

Rusia tengah berkomunikasi dengan para petinggi Taliban melalui kedutaan besarnya di Kabul, Afghanistan

Budi Arista Romadhoni
Senin, 16 Agustus 2021 | 21:51 WIB
Presiden Afghanistan Tinggalkan Kabul, Rusia Buka Komunikasi dengan Taliban
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]

Rusia tidak akan terburu-buru mengambil keputusan terkait apakah pihaknya akan mengakui otoritas Afghanistan yang baru, kata kantor berita RIA mengutip Kabulov.

Dalam komentar di stasiun radio Ekho Moskvy, pejabat tersebut mengatakan bahwa Moskow akan mengawasi tindakan otoritas baru dengan cermat dan kemudian akan membuat keputusan.

Presiden Afghanistan

Presiden Jokowi bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghan. [Foto Rusman - Biro Pers Setpres]
Presiden Jokowi bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghan. [Foto Rusman - Biro Pers Setpres]

Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan dengan empat mobil dan satu helikopter yang dipenuhi uang tunai, bahkan ia harus meninggalkan sejumlah uang karena tidak semuanya muat.

Baca Juga:Kabur Dari Afghanistan, Presiden Ghani Bawa Banyak Uang Tunai

Ghani, yang keberadaannya saat ini tidak diketahui, mengatakan dia meninggalkan Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) --ketika Taliban mengambil alih Kabul hampir tanpa perlawanan. Ghani mengeklaim dia ingin menghindari pertumpahan darah.

"Empat mobil penuh dengan uang, mereka coba memasukkan sebagian uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian uang itu dibiarkan tergeletak di landasan," kata juru bicara kedutaan Rusia di Kabul, Nikita Ishchenko, seperti dilaporkan kantor berita RIA.

Ischenko membenarkan pernyataannya kepada Reuters. Dia mengutip "saksi" sebagai sumber informasinya. Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran dari saksi tersebut.

Rusia telah mengatakan akan mempertahankan keberadaan diplomatik di Kabul dan berharap untuk mengembangkan hubungan dengan Taliban. Bahkan, ketika mengatakan pihaknya tidak terburu-buru untuk mengakui mereka sebagai penguasa negara itu.

Rusia juga mengatakan akan mengamati dengan cermat perilaku Taliban.

Baca Juga:Tega Tinggalkan Rakyatnya, Presiden Afghanistan Dituduh Gondol Banyak Uang

"Adapun keruntuhan rezim (yang mundur), itu paling jelas ditandai dengan cara Ghani melarikan diri dari Afghanistan," kata Ishchenko.

Perwakilan khusus Presiden Vladimir Putin di Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan sebelumnya tidak jelas berapa banyak uang yang akan ditinggalkan oleh pemerintah yang melarikan diri itu.

"Saya berharap pemerintah yang melarikan diri tidak mengambil semua uang dari anggaran negara. Ini akan menjadi landasan anggaran jika ada yang tersisa," kata Kabulov kepada stasiun radio Ekho Moskvy di Moskow. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini