Seperti dikutip dari laman WebMD, di desa yang warganya menggunakan masker bedah, kasus COVID-19 yang ditemukan sekitar 11 persen lebih sedikit dibandingkan desa yang warganya tidak menggunakan masker. Sementara, pada desa dengan warga yang mengenakan masker kain, risiko infeksi berkurang 5 persen.
Berdasarkan pengujian, masker kain hanya menyaring sekitar 37 persen partikel virus, sedangkan masker bedah tiga lapis bisa sampai 95 persen.
Sementara masker ganda yakni masker bedah sebagai lapis pertama dan masker kain pada lapis kedua memungkinkan hidung dan mulut tertutup lebih baik. Faktanya, seperti dikutip dari Healthline, beberapa masker tidak pas di wajah sehingga tidak hanya memungkinkan tetesan pernapasan yang mengandung virus keluar dari masker tetapi juga memungkinkannya masuk. Masker ganda dapat membantu mencegah hal ini terjadi.
Masker juga diperlukan saat seseorang berada di sarana transportasi umum seperti pesawat, bus, kereta api, dan transportasi umum lainnya serta tempat-tempat umum seperti rumah sakit.
Baca Juga:Singgung Liburan Balas Dendam, Denny Darko Ramalkan Kasus Covid-19 Bakal Melonjak
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga merekomendasikan orang-orang memakai masker di luar ruangan yang ramai dan saat berkontak dekat dengan orang yang belum divaksinasi.
Cegah kasus baru
Kasus baru COVID-19 bisa dicegah, salah satunya melalui penerapan protokol kesehatan secara konsisten termasuk mengenakan masker. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, hal ini juga berlaku pada mereka yang terlanjur positif COVID-19 demi membantu menurunkan penularan di lingkungan sekitar mereka.
"Penerapan 3M. Kalau seseorang positif COVID-19 dan dia pakai masker dan menjaga jarak maka tentu kemungkinan menularkan penyakit menjadi agak lebih kecil, walaupun harusnya tentu diisolasi dan dikarantina," kata dia yang pernah menjabat sebagai Direktur WHO Asia Tenggara dan Dirjen P2P & Kepala Balitbangkes itu.
Lebih lanjut terkait upaya mencegah munculnya kasus baru, Tjandra menyarankan adanya upaya meningkatkan daya proteksi orang yang akan mungkin tertular. Dua upaya yang bisa dilakukan yakni vaksinasi dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta CERDIK yang merupakan akronim dari Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok dan kebiasaan tidak sehat lainnya, Rajin berolahraga, Diet yang baik dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
Baca Juga:Update COVID-19 Jakarta 11 September: Positif 268, Sembuh 389, Meninggal 20
Hal ini juga dibarengi dengan upaya 3T termasuk isolasi dilakukan maksimal untuk menemukan mereka yang positif COVID-19 di masyarakat, walaupun tanpa gejala sekalipun.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga berperan dalam menekan kasus baru COVID-19. Tjandra mengatakan, pengetatan dan pelonggaran perlu dilakukan secara amat bertahap dan berhati-hati dengan memprioritaskan aspek perlindungan kesehatan masyarakat.
Jadi, patuh menerapkan protokol kesehatan termasuk mengenakan masker ganda masih menjadi hal penting di masa pandemi saat ini sekalipun kasus baru melandai. Di sisi lain, 3T hingga PPKM juga bisa menjadi upaya mencegah kasus baru COVID-19.