SuaraJawaTengah.id - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi ternyata keturunan bukan dari kalangan sembarangan. Ia memiliki garis keturunan dari Raja Mataram.
Menyadur dari Solopos.com, garis keturunan Tiwi memiliki latar belakang keluarga ningrat atau bangsawan yang erat dengan pemerintahan Kabupaten (dahulu disebut sebagai Kadipaten) Purbalingga.
Tercatat bahwa Tiwi adalah keturunan dari Kyai Arsantaka yang bernama kecil Arsakusuma, pendiri Kabupaten Pubalingga. Arsantaka adalah putra dari Kyai Wanakusuma II (Kyai Rindik) dan cucu dari Kyai Ageng Giring IV yang merupakan leluhur raja-raja Mataram Islam.
Garis keturunan Arsantaka yang dimiliki oleh Tiwi berasal dari garis ibunya yang bernama RR Ina Ratnawati. Dia adalah putri R Subagio Wiryo Saputro yang merupakan cucu dari Dipokusumo ke V atau Bupati Purbalingga ketujuh yang memerintah pada 1883-1899.
Baca Juga:Kisah Bowo Leksono Gelar Festival Film Purbalingga: Pandemi atau Tidak, Tetap Berkarya!
Jadi Bupati Purbalingga
Diketahui Dyah Hayuning Pratiwi atau akrab disapa Tiwi, adalah Bupati Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Saat ini dia menjabat sebagai bupati didampingi Sudono sebagai wakil bupati. Dalam sejarah politik di Kabupaten Purbalingga, Tiwi merupakan perempuan pertama yang memegang kendali pemerintah kabupaten (Pemkab) dan sekaligus menjadi bupati termuda dibanding dengan bupati lain yang pernah menjabat.
Tiwi merupakan lulusan dari The University of Queensland, Australia dan di tahun 2010 dan telah mendapatkan gelar Bachelor of Economics with Major International trade and Finance. Meskipun tidak memiliki latar belakang politik dari segi akademisnya, namun bisa dikatakan Tiwi akrab lama dengan lingkungan pemerintah kabupaten (Pemkab) karena Tiwi adalah putri sulung dari mantan Bupati Purbalingga dua periode 2000-2010, Triyono Budi Sasongko.
Dilansir dari Purbalinggakab.go.id, Kamis (23/9/2021), Tiwi lahir di Jakarta, 11 April 1987. Awal karier politiknya bermula saat dia menjadi Wakil Bupati Purbalingga, menemani Tasdi sebagai bupati untuk periode 2016-2021. Namun pada 2019, dirinya naik jabatan sebagai bupati dalam periode yang sama setelah Tasdi ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam suatu operasi tangkap tangan (OTT) pada 2018.
Tiwi mendapatkan Amanah untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) bupati setelah Tasdi ditangkap sebagai tersangka penerima suap oleh KPK. Sehingga saat itu, kewajiban yang diembannya hampir sama dengan pejabat definitif.
Baca Juga:Segera Daftar dan Ramaikan! FGD Menghidupkan Kembali Festival Film saat Pandemi Covid-19
Tugas Plt tersebut bertahan sampai status hukum Tasdi berkekuatan hukum tetap. Jika bebas, dia akan direhabilitasi nama dan status jabatannya. Tetapi jika statusnya terpidana, secara otomatis, Tiwi menjadi bupati definitif.
Setelah Tasdi resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh pengadilan, Tiwi resmi menggantikan posisi Tasdi sebagai Bupati Purbalingga dan dilantik pada 12 April 2019 oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan masa jabatan sesuai dengan periode yang ditentukan, yaitu sampai tahun 2021. Selama menggantikan posisi Tasdi, Tiwi tidak memilih wakil bupati sehingga dirinya bekerja seorang diri selama sisa masa periode jabatan.
Saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 lalu, Tiwi mencalonkan diri sebagai Bupati Purbalingga, ditemani dengan Sudono sebagai calon wakil bupati. Dalam Pilkada tersebut, pasangan yang dikenal Tiwi-Dono ini berhasil memenangkan Pilkada 2020 dengan meraup suara 288.741 atau 54,74 persen.
Pasangan Tiwi-Dono yang diusung oleh PDI-P, Partai Golkar, PAN dan PKS ini memenangkan pertarungan di 16 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga. Dirinya juga mengalahkan pesaingnya, Muhamad Sulhan Fauzi-Zaini Makarim Supriyanto yang hanya meraup suara 238.735 atau 45,26 persen.
Tiwi-Dono sah menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Purbalingga melalui pelantikan daring yang dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Setelah dilantik, dirinya akan fokus dalam penanganan pandemi Covid-19 sehingga bisa terus melandai.
Hal ini diwujudkan salah satunya dengan menutup kembali kegiatan Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah yang telah dibuka sejak 30 Agustus 2021 lalu setelah ada temuan ratusan kasus Covid-19 di kluster PTM melalui tes cepat Antigen di SMP Negeri 4 Mrebet pada 22 September lalu. Tiwi berjanji akan mengevaluasi lebih lagi terkait pelaksanaan PTM yang lebih aman dan kondusif.