Semarang Sempat Merah, PKI dapat Suara Terbanyak di Pemilu Tahun 1955

Dalam sejarah, PKI sempat menguasai Semarang, partai komunis itu memperoleh kursi terbanyak pada pemilu tahun 1955

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 30 September 2021 | 09:00 WIB
Semarang Sempat Merah, PKI dapat Suara Terbanyak di Pemilu Tahun 1955
Ilustrasi Partai Komunis Indonesia (PKI) sempat memenangkan pemilu di Kota Semarang, Jawa Tengah. [Suara.com/Rochmat]

SuaraJawaTengah.id - Setelah meletus peristiwa Madiun, kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI)  mengalami  puncaknya  pada  pemilihan umum 1955.

Berdasarkan hasil pemilu, PKI ternyata menjadi partai politik yang mendominasi pemilu dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat kota Semarang.

Berdasarkan penelitian mahasiswa Undip, Risdha Nugroho Budiyanto yang berjudul "Aktivitas Gerwani di Kota Semarang Tahun 1950-1965" pada pemilu umum 1955 PKI memperoleh Jumlah kursi paling banyak.

Partai  Komunis Indonesia (PKI) mendapat 14 (empat belas) kursi, Partai Nasional Indonesia (PNI) mendapat  3  (tiga)  kursi,  Nahdatul  Ulama  (NU)  mendapat  3  (tiga)  kursi,  Badan Permusyawaratan  Kewarganegaraan Indonesia (Baperki)  memperoleh 2  (dua) kursi.

Baca Juga:Sandiaga Uno Diprediksi Berpeluang Besar Maju Calon Presiden Pemilu 2024

Hasil Pemilu di Semarang tahun 1955. PKI menguasai kursi terbanyak. [dok]
Hasil Pemilu di Semarang tahun 1955. PKI menguasai kursi terbanyak. [dok]

Sementara itu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Katholik, dan Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (PP3RI) memperoleh jatah  kursi  dalam  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  (DPRD)  Peralihan  masing-
masing memperoleh 1 (satu) kursi.

Pada  akhirnya  pemilu  tahun  1955  menunjukkan  bahwa  Partai  Komunis Indonesia  (PKI)  di  wilayah  kota  Semarang  memperoleh  kemenangan  mutlak.  

Hal itu membuat kedudukan  Partai  PKI pada  parlemen daerah (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Kota Semarang) semakin kuat.

Sejarawan Unnes, Tsabit Azinar Ahmad membenarkan jika pada pemilu 1955 PKI mendominasi pemilu pada waktu itu. Menurutnya, PKI Semarang mempunyai basis massa yang banyak.

"PKI itu kuat di kalangan buruh, Semarang pada waktu itu industrinya juga lagi kuat juga. Meski pasca peristiwa Madiun, pemilih PKI di Semarang tetap banyak," jelasnya,  Selasa (14/9/2021).

Baca Juga:Ada Fast Furious 9, Ini Jadwal Film yang Sedang Tayang di Bioskop Kota Semarang

Strategi PKI yang menyasar kalangan masyarakat menengah kebawah membuat partai itu berkembang pesat. Dia menyebut, Semarang adalah basis PKI pada waktu itu.

"Hal itu terlihat pada pemilu tahun 1955, PKI paling tinggi angkanya jika dibandingkan dengan PNI dan NU. Hampir di semua lokasi pemilihan di Semarang PKI menang," ucapnya.

Kuatnya basis massa PKI di Semarang tak terlepas dari pengaruh Semaun. Sejak partai itu berdiri, langsung menjadi sorotan pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu.

"Semaun kan sebenarnya sudah mempunyai basis massa yang banyak di Serikat Islam (SI). Apalgi satu tahun sebelum dia mendirikan PKI di Semarang, dia juga jadi ketua SI di Semarang," paparnya.

Wajar saja jika hanya berjarak satu tahun, Semaun bisa menambah jumlah anggota hingga puluhan ribu. Tak lama kemudian Semaun digantikan Tan Malaka karena dia berangkat ke Uni Soviet untuk menghadiri kongres.

"Sebenarnya PKI pada waktu itu mengalami pasang surut karena beberapa kali berbenturan dengan pemerintah karena terlibat dalam aksi mogok buruh," ucapnya.

Dukungan PKI terhadap pemogokan buruh itu juga harus dibayar mahal, karena Tan Malak akhirnya diusir oleh Pemerintahan Hindia Belanda pada waktu itu.

"Namun pada 1923 Semaun juga ditahan karena pemogokan buruh kereta api. Setelah ditahan, Semaun diusir dan menetap di Amsterdam," paparnya.

Selanjutnya, Partai PKI dipimpin DN Aidit hingga terjadi malam kelam tanggal30 September 1965 atau dini hari tanggal 1 Oktober 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu) atau
Gerakan Satu Oktober (Gestok) atau G 30 S/ PKI.

Denga terjadinya peristiwa tersebut, maka berakhir pula sepak terjang Partai Komunis di Indonesia.

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini