SuaraJawaTengah.id - Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Nusantara, khususnya di kabupaten Wonogiri dan Demak, Jawa Tengah. Selain Sunan Kalijaga, Raden Mas Said juga akrab dengan nama Lokajaya, Syekh Malaka, Pangeran Tuban, dan Raden abdurrahman.
Diperkirakan Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1450 SM. Keberadaan Sunan Kalijaga memiliki peran besar dalam sejarah perkembangan Islam di Tanah Jawa.
Dikisahkan di masa-masa sebelum menjadi Wali Songo, Sunan Kalijaga beberapa kali melakukan perampokan di gudang penyimpanan hasil bumi yang kemudian dibagikan kepada orang-orang fakir atau tidak mampu.
Hingga pada suatu waktu Raden Mas Said bertemu dengan Sunan Bonang yang menjadi target perampokannya, berdasarkan bimbingan serta nasehat Sunan Bonang, Sunan Kalijaga kemudian menjadi muridnya dan berhenti melakukan perampokan dan gantilah nama Raden Said menjadi Sunan Kalijaga karena ia telah lama bermukim di Desa Kalijaga di Cirebon.
Baca Juga:Doorr! Polisi Tembak Predator Anak di Demak yang Ancam Bunuh Korbannya
Diketahui dalam menyebarkan nilai-nilai Islam beliau menggunakan model dakwah yang berbasis kesenian dan kebudayaan sebagai sarana berdakwah antara lain seperti menciptakan wayang kulit, lagu-lagu seperti gundul-gundul pacul, lir-ilir, kidung rumekso ing wengi, seni gamelan dan kebudayaan Jawa lainnya.
Dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga sangat mudah diterima masyarakatnya karena ia memasukkan ajaran-ajaran Islam ke kebudayaan Jawa.
Sunan Kalijaga merupakan Wali tertua yang pernah hidup di tanah Jawa, yaitu 131 dan wafat pada tahun 1513 dan dikebumikan di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota yaitu di lingkungan Masjid Kadilangu yang dulu dibangunnya. Bangunan masjid dan makam Kadilangu merupakan berada dalam satu kompleks dan bukti keberadaan Sunan Kalijaga dan pengaruhnya di Demak.
Arsitektur bangunan masjid dan makam Sunan Kalijaga menunjukkan ciri khas tipe bangunan pada masa itu, yaitu bangunan masjid berbentuk joglo dengan atap tumpang tiga.
Di dalam kompleks ini terdapat makam-makam lain yang disusun dalam beberapa halaman dengan tembok sebagai penyekat yang jadi ciri khas makam raja atau pejabat dimana makam utama terletak di halaman paling belakang. Untuk masuk ke makam Sunan Kalijaga peziarah harus melewati tiga pintu gerbang.
Baca Juga:Biasa Ditetapkan untuk Tanggal Pernikahan, Ini Perhitungan Weton Jawa
Kontributor : Kiki Oktaliani