Sinyal Ganjar Pranowo Disingkirkan PDIP, Hasto: Tidak Ditentukan Oleh Survei

Hasto menyebut pemilihan capres 2024 dari PDIP bukan berdasarkan hasil survei, padahal Ganjar Pranowo kini kader partai paling diminati masyarakat untuk maju di Pilpres.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 20:12 WIB
Sinyal Ganjar Pranowo Disingkirkan PDIP, Hasto: Tidak Ditentukan Oleh Survei
Sekjen PDIP Hasto Kristianto rapat koordinasi internal di Kota Surabaya (Foto: Dimas Angga)

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sepertinya belum menjadi pilihan PDIP untuk dicalonkan di bursa capres 2024. 

Menyadur dari Solopos.com, PDIP pun malah memberikan Sinyal bertekad bulat untuk menepikan Ganjar Pranowo dari bursa capres.

Padahal, Ganjar Pranowo kian hari elektabilitasnya terus meningkat. Namun hasil survei tersebut sama sekali tak membuat partai tempatnya bernaung serta merta meliriknya sebagai kandidat capres potensial.

Hal ini tersirat dari pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyebut pemimpin negara tak ditentukan oleh hasil survei.

Baca Juga:Ganjar Ingin Jateng Gunakan Bus Listrik

“Ya kalau kita lihat survei itu gambaran ketika survei itu dilakukan. Tolok ukur seorang pemimpin bagi bangsa dan negara tidak semata mata ditentukan oleh survei,” kata Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10/2021). 

Sebagai informasi, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Ganjar Pranowo kini menyamai Prabowo Subianto, yakni 13,9%.

Berikut ini elektabilitas tokoh di survei Litbang Kompas edisi Oktober 2021:

1. Prabowo Subianto: 13,9%
2. Ganjar Pranowo: 13,9%
3. Anies Baswedan: 9,6%
4. Ridwan Kamil: 5,1%
5. Tri Rismaharini: 4,9%
6. Sandiaga Uno: 4,6%
7. Basuki Tjahaja Purnama: 4,5%
8. Agus Harimurti Yudhoyono: 1,9%
9. Mahfud Md: 1,2%
10. Gatot Nurmantyo: 1,1%

Lainnya: 2,1%

Baca Juga:Mantul! Ganjar Dorong Pengembangan Bus Listrik Jadi Angkutan Umum di Jateng

Tidan Jawab/Rahasia: 37,2%

Survei ini digelar pada 26 September-9 Oktober 2021. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei ini 95% dengan margin of error plus-minus 2,8%.

Singgung Nama SBY

Hasto kemudian menyinggung elektabilitas Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah tinggi namun keputusan politiknya dipertanyakan. Hasto mengatakan PDIP mencari sosok pemimpin yang berani bertanggung jawab dan mengambil keputusan.

“Kalau kita lihat Pak SBY dulu surveinya juga tinggi. Tapi keputusan politiknya bagaimana? Ini menjadi pendidikan politik bagi kita, kita mencari sosok pemimpin yang berani mengambil tanggung jawab, berani mengambil keputusan meski dia pahit,” ujarnya.

“Kita mencari bukan pemimpin bukan hanya menyenangkan semua pihak, tapi pemimpin yang punya tanggung jawab bagi masa depan bangsa dan negara dan tanggung jawab ke depan,” lanjutnya.

Lebih lanjut Hasto mengatakan akan ada banyak tantangan internasional yang harus dihadapi pemimpin bangsa ke depannya. Untuk itu kata Hasto, pemimpin negara harus dipersiapkan secara baik.

“Tantangan-tantangan di internasional, ketegangan di laut tiongkok selatan, krisis di Timor Tengah yang belum selesai, dan beban dari kebijakan fiskal kita terhadap hutang akibat pandemi ini, itu menjadi tanggung jawab bagi pemimpin yang akan datang. Jadi pemimpin itu harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya,” imbuhnya.

Litbang Kompas juga merilis elektabilitas Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang mendapat angka 1,9% hingga Ketua DPR RI Puan Maharani dengan elektabilitas di bawah 1%.

Peneliti Litbang Kopas, Yohan Wahyu, menjelaskan dari tiga nama calon presiden yang mempunyai elektabilitas teratas, hanya Ganjar Pranowo yang mengalami kenaikan.

“Jika dibandingkan survei April, elektabilitas Ganjar mengalami lonjakan 6 persen, sedangkan Prabowo 2,5 persen. Sementara Anies cenderung stagnan,” katanya, Senin (18/10/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini