Gempa Bumi Terjadi di Jateng, BMKG Minta Warga Tidak Panik: Masih Normal

BMKG Mengimbau warga tidak panik dengan adanya gempa-gempa kecil di Jateng

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 26 Oktober 2021 | 15:11 WIB
Gempa Bumi Terjadi di Jateng, BMKG Minta Warga Tidak Panik: Masih Normal
Ilustrasi gempa bumi. BMKG Mengimbau warga tidak panik dengan adanya gempa-gempa kecil di Jateng. (Antara/ist)

SuaraJawaTengah.id - Gempa bumi terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Temanggung merasakan guncangan. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atas rentetan gempa bumi yang terjadi di sejumlah wilayah di Jateng dalam beberapa waktu terakhir.

"Sebenarnya dengan banyaknya gempa-gempa kecil itu kan semakin mengurangi potensi terjadinya gempa besar, karena sudah ada rilis energi walaupun itu tidak bisa dijadikan semacam patokan. Tapi paling tidak secara teori seperti itu," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (26/10/2021).

Ia mengatakan gempa-gempa berskala kecil yang mengguncang beberapa wilayah Jateng dalam beberapa waktu terakhir merupakan hal yang wajar.

Baca Juga:Ziarah ke Makam Bung Karno, Gubernur Ganjar Bertemu Mensos Risma

Menurut dia, hal itu disebabkan daerah-daerah yang terjadi gempa merupakan daerah-daerah yang dilalui sesar aktif.

"Contohnya seperti yang di Ambarawa itu ada tiga sesar aktif di sana, yakni Merapi, Merbabu, dan Telomoyo. Terus yang tadi malam di Temanggung juga masih rangkaian gempa-gempa Ambarawa, kemudian yang di Banyumas tadi malam itu kan sesar Ajibarang," katanya.

Dalam hal ini, gempa yang mengguncang Temanggung dan sekitarnya pada hari Senin (25/10/2021), pukul 21.29 WIB, berkekuatan 2,6 Skala Richter (SR), berpusat di 14 kilometer tenggara Temanggung dengan kedalaman 6 kilometer.

Sementara gempa yang terjadi di Banyumas pada hari Senin (25/10), pukul 23.23 WIB, berkekuatan 2,3 SR berpusat di 5 kilometer barat laut Purwokerto dengan kedalaman 10 kilometer.

Lebih lanjut, Setyoadjie mengatakan oleh karena lokasinya di dekat sesar aktif, sehingga terjadi gempa ketika ada peningkatan aktivitas melalui rilis energi.

Baca Juga:Mampu Tangani Anak yang Terdampak Covid-19, Unicef Apresiasi Pemprov Jateng

"Itu kebetulan bukan karena ada faktor-faktor lain karena memang dari hasil catatan kami, observasinya masih normal," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak