SuaraJawaTengah.id - Meninggalnya mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo Gilang Endi (23) tentu saja menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga.
Gilang meninggal saat mengikuti diklat Menwa UNS Solo. Sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tak tertolong.
Dari hasil penyidikan, Polisi menemukan tanda-tanda kekerasan pada bagian tubuh Gilang, mahasiswa UNS Solo, yang tewas saat mengikuti Pelatihan Dasar Resimen Mahasiswa (Latsar Menwa) pada 24 Oktober 2021.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Iwbal Alqudusy mengatakan temuan tersebut didasarkan atas hasil autopsi terhadap korban yang dilakukan langsung oleh Kabiddokkes Kombes Pol.Summy Hastry.
Baca Juga:Mahasiswa UNS Meninggal Saat Ikut Diklatsar Menwa, BEM UNS: Diklatnya Lumayan Keras
Menurut dia, tanda kekerasan tersebut berupa bekas pukulan di bagian kepala.
Beberapa pukulan di bagian kepala itu, lanjut dia, diduga sebagai penyebab kematian.
"Hasil resmi autopsi akan disampaikan dalam waktu dekat ini," kata Iwbal dikutip dari ANTARA di Semarang, Selasa (26/10/2021).
Menurut dia, belum ada tersangka yang ditetapkan dalam dugaan tindak kekerasan yang menewaskan mahasiswa UNS tersebut.
Meski demikian, kata dia, sejumlah saksi telah dimintai keterangan, termasuk pihak universitas.
Baca Juga:12 Fakta Mahasiswa UNS Tewas Saat Diklat: Berangkat Sehat sampai Jenazah Lebam
Kasus kematian anggota Menwa UNS Surakarta itu, lanjut dia, saat ini diambil alih penanganannya oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah.
Kronologi
Mahasiswa UNS Solo Gilang Endi Saputra meninggal dunia pada Minggu (24/10/2021) atau hari kedua pelaksanaan Diklat Pra Gladi Patria Ke-36 Resimen Mahasiswa (Menwa) yang rencananya berlangsung sepekan, 23-31 Oktober.
Diklat itu dimulai pada Sabtu pagi dengan serangkaian kegiatan penyambutan, tradisi, upacara pembukaan, dan lainnya. Diklat Menwa UNS Solo hari pertama berlangsung hingga pukul 23.00 WIB.
“Hingga kegiatan malam hari pukul 23.00 WIB, korban sudah mengeluh sakit kepada rekan-rekannya maupun panitia. Keterangan ini kami dalami apakah setelah mengeluh sakit itu yang berlangsung dipersilakan istirahat,” jelas Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).
Minggu paginya, kegiatan dimulai sesuai rencana dan Gilang tetap mengikuti kegiatan itu. Pukul 10.00 WIB-12.00 WIB, peserta yang berjumlah 12 orang mengikuti kegiatan luar, yakni rappelling di Jembatan Jurug.
Saat kegiatan itu, Gilang juga sempat mengeluh sakit dan sempat diberi pertolongan oleh tim kesehatan lapangan. Mahasiswa itu kemudian dibawa ke Sekretariat Menwa UNS Solo dan sempat pingsan beberapa kali dan diberi pertolongan.
Gelar Perkara
Hingga pukul 21.50 WIB, kondisi Gilang ternyata tidak juga membaik sehingga panitia kemudian membawa Gilang ke RSUD dr Moewardi Solo. Namun sayang, nyawa Gilang tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 22.02 WIB.
Polisi yang mendapat laporan kemudian langsung melakukan penyelidikan dan pada Senin (25/10/2021) pagi sekitar pukul 09.00 WIB melakukan gelar perkara. Hasilnya, status penyelidikan ditingkatkan menjadi penyidikan. Saat itu juga diterbitkan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP).
Namun, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus dugaan kekerasaan atau penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa mahasiswa UNS Solo. Polisi masih fokus memeriksa para saksi dan mengumpulkan barang bukti untuk mendukung penanganan kasus itu.
Pada Senin siang polisi mendatang sekretariat Menwa UNS dan mengambil sejumlah barang bukti di antaranya pakaian terakhir yang dipakai Gilang. Kemudian senjata replika yang digunakan selama diklat, helm, termasuk barang bukti elektronik.
“Barang bukti itu akan dianalisis dan diajukan ke Labfor guna mendukung penanganan kasus dugaan kekerasan yang diduga terjadi terhadap Saudara Gilang,” jelas Kapolresta.
Hasil Autopsi
Polisi juga melakukan koordinasi dengan keluarga Gilang yang kemudian bersepakat jenazah Gilang diautopsi untuk mengeetahui penyebab pasti kematian mahasiswa jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK) Prodi Sekolah Vokasi UNS Solo itu. Pada Senin pukul 10.30 WIB, jenazah Gilang yang sudah dibawa pulang dari RSUD dr Moewardi pun kembali dibawa ke rumah sakit tersebut.
Kapolresta mengatakan proses autopsi jenazah mahasiswa UNS Solo itu dilakukan tim dokter forensik RSUD dr Moewardi didampingi tim dari Bidang Dokkes dan Forensik Polda Jateng. Hingga kini polisi masih menunggu hasil autopsi tersebut.
Sedangkan mengenai jumlah saksi yang diperiksa, Kapolresta mengatakan sudah memeriksa 18 orang saksi. Mereka terdiri atas satu orang dosen, delapan peserta diklat, dan sembilan orang panitia.
Kapolresta menambahkan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait termasuk para petinggi kampus UNS Solo dalam penanganan kasus dugaan kekerasan terhadap mahasiswa bernama Gilang tersebut.