SuaraJawaTengah.id - Takhta Raja Mangkunegaran Solo belum jelas akan diberikan ke siapa. Hingga saat ini suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran itu belum juga dilakukan.
Namun, dalam perjalanan sejarahnya, suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran Solo tidak pernah diwarnai gegeran atau ontran-ontran.
Hal itu diungkapkan Sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Suhartono Wiryopranoto, saat menjadi pembicara kunci Seminar Memetri Nilai-Nilai Mangkunegaran dalam Tantangan Masa Depan di Fave Hotel Solo, Rabu (3/11/2021).
Seminar tersebut digelar Himpunan Pewaris Nilai-Nilai Mangkunegaran. Menurut Suhartono, pergantian kepemimpinan di Pura Mangkunegaran mulai dari Mangkunagoro I hingga Mangkunagoro VIII berlangsung dengan damai.
Baca Juga:Paundra Curhat ke Medsos Soal Takhta Raja Mangkunegaran: Perkataan Saya Adalah Bom Waktu
“Dalam perjalanan sejarahnya, suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran selalu berjalan dengan baik, berlangsung dengan damai dan tenteram. Sedapat mungkin tentu saja kondisi atau kejadian seperti ini sebagai role model,” ujarnya dikutip dari Solopos.com.
Menurut Suhartono, apa yang terjadi dalam suksesi kepemimpinan Pura Mangkunegaran Solo selama ini patut ditiru bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Bagaimana caranya ketika akan terjadi pergantian kepemimpinan di suatu bangsa atau negara tidak terjadi gejolak.
“Apa kepemimpinan akan terus atau berhenti, itu supaya yang terjadi damai-damai saja dan berlangsung fair. Inti dari suatu keadaan dan kondisi yang damai itu, sami-sami ngukuhi kedisiplinan. Lah tapi disiplin itu angel, angel tenan,” urainya.
Suhartono mengakui pendapatnya bisa saja berbeda dengan sebagian kalangan. Bisa saja ada yang berpendapat suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran Solo pernah diwarnai konflik. Tapi konflik atau polemik itu menurutnya di permukaan saja.
“Itu hanya riak-riak kecil saja. Di bawah permukaan. Satu hal yang di mana-mana pasti terjadi. Yang diharapkan jangan sampai terjadi gejolak atau prahara yang sampai terjadi konflik fisik atau, nuwun sewu, sebuah pembunuhan,” terangnya.
Baca Juga:Profil Paundrakarna: Aktor Sinetron Calon Penerus Tahta Pura Mangkunegaran Solo
Konflik fisik seperti itu, menurut Suhartono, banyak terjadi di negara-negara lain. Ia berharap Pura Mangkunegaran ke depan tetap bisa menjadi role model suksesi kepemimpinan dunia. Sebuah suksesi yang menjaga kebhinekaan suatu bangsa.