Sedangkan wajah Yudas diwarnai hijau muda karena dinilai mewakili karakter pengkhianat yang juga plin plan. Hijau bukan warna primer karena hasil dari paduan berbagai warna.
Pada panel mural Perjamuan Terakhir, Iswanto menambahkan krakter hewan yang turut hadir pada makan malam Yesus dengan 12 muridnya (para Rasul). Perjamuan terakhir menceritakan wujud penyerahan kasih yang paling dalam.
Kasih Yesus menyerahkan dirinya sebagai penebusan bagi umat manusia digambarkan melalui simbol roti dan anggur. Tubuh dan darah.
“Jadi yang ingin saya sampaikan itu, keteladanan Tuhan untuk mewujudkan kasih yang paling agung. Kasih yang paling besar itu ketika seseorang mau mengorbankan diri untuk orang yang dikasihi,” paparnya.
Baca Juga:Jelang Perayaan Natal, Dandim Kunjungi Uskup Palembang
Iswanto mengaku tidak kesulitan menceritakan kisah keselamatan Yesus pada mural. Dia sebelumnya pernah membuat 2 set wayang purwo karakter Yesus dan para Rasul.
Kedua set (Yesus dan para Rasul) itu dikoleksi oleh seorang pastur di Boston (Amerika Serikat) dan seorang teman di Jakarta.
Mural di depan GKI Muntilan ini dikerjakan sejak Juni 2021. Saat ini pengerjaan sudah selesai sekitar 90 persen tinggal menyisakan sentuhan penyempurnaan.
Keseluruhan dari mural Iswanto dan warga Dusun Karangwatu adalah menjadikan Desa Pucungrejo, Muntilan sebagai “Kampung Wayang”. “Sehingga bisa dimunculkan menjadi spot wisata, memperkenalkan wayang ke generasi yang akan datang,” kata Iswanto.
Tema Natal Bersama 2021 adalah “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan”. Perayaan Natal di tahun kedua pandemi mengajak jemaat untuk memberi perhatian pada saudara yang sedang menghadapi penderitaan.
Baca Juga:Waspada Omicron, Kemenag Tangsel Anjurkan Ibadah Natal di Rumah: Konsekuensinya Luar Biasa
Kontributor : Angga Haksoro Ardi