SuaraJawaTengah.id - Cuitan Ferdinand Hutahaean menjadi sorotoan publik. Bahkan, beberapa kalangan menyebut mantan politisi partai Demokrat itu melakukan pelecehan agama.
Namun demikian, mantan pentolan Front Pembela Islam atau FPI, Habib Rizieq Shihab dalam sebuah ceramahnya sempat menyinggung anggapan yang menyebut bahwa Allah tak perlu dibela.
Dikutip dari Terkini.id, Rizieq Shihab dalam ceramahnya itu, anggapan Allah tidak perlu dibela tersebut keliru. Justru, menurutnya Allah sendiri yang menyuruh umat-Nya untuk membelanya.
Hal itu disampaikan Rizieq dalam sebuah video ceramahnya yang diunggah kanal YouTube Pecinta Habib Rizieq Syihab, seperti dilihat pada Jumat 7 Januari 2022.
Baca Juga:Gerak Cepat, Polisi Periksa Ferdinand Hutahaean Pekan Depan
Dalam tayangan video berjudul ‘HRS Semprot Orang yang Bicara Allah Gak Perlu Dibela’ tersebut, tampak awalnya Rizieq menegaskan bahwa Allah telah menyuruh umat-Nya untuk menjadi pembela dan penolong-Nya.
“Kenapa dia katakan, ‘Allah kan enggak perlu dibela-bela?’ Dia enggak debat Allah? Dia enggak protes Allah? Yang suruh kita jadi pembela Allah ya Allah. Allah yang memerintahkan kita jadi pembela Allah, penolong Allah,” ujar Rizieq Shihab.
Ia pun lantas menjelaskan, yang dimaksud membela Allah itu yakni menegakkan agama-Nya, mengamalkan hukum-Nya dan membela kitab suci maupun Nabi-Nya.
“Yang dimaksud membela Allah di sini (adalah) menegakkan agama-Nya, mengamalkan hukum-Nya, membela daripada kesucian kitab suci-Nya, membela nabi-Nya, menegakkan daripada syariat-Nya,” terangnya.
Secara sederhana, kata Rizieq, yang dimaksud membela Allah itu yakni membela Islam, membela Al-Quran dan syariat Islam.
Baca Juga:Mahfud MD Sebut Allah Tak Perlu Dibela, Ustaz Hilmi Respons Pernyataan Allah Lemah
“Jadi yang namanya bela Allah itu ya bela Islam, bela Quran, bela syariat, bela agama. Itu semua masuk dalam pengertian kuunuu ansaarallah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rizieq Shihab dalam video ceramahnya itu juga menegaskan bahwa jika masih ada orang yang bilang Allah tak perlu dibela maka yang bersangkutan tidak mengerti tafsir dan sok pintar.
“Jadi kalau ada yang ngomong begitu lagi, dia enggak ngerti tafsir, dia enggak ngerti maksud kalimat saudara, kasian, ilmu enggak ada tapi sok pinter,” ujarnya.