"Karena teman satu kontrakan saya waktu itu bingung cara jualannya (jaket kampus) kaya gimana nih. Mereka bikin produk, terus bingung cara pemasarannya. Yaudah saya masuk, saya disitu handel semua campaign dan highlight nya. Saya masuk ketika projek itu sudah berjalan," ungkapnya.
Permasalahan dalam projeknya saat itu, menurutnya tidak ada transparansi anggaran. Selain itu, dalam tim yang dikepalai Adam Deni setahunya sudah beres semua.
"Tidak ada transparansi ya, maksudnya uang keluar berapa, uang masuk berapa terus sudah dibayarin vendor atau belum. Kita tahunya timelinenya beres saja, tapi ternyata tahu-tahu ga beres," jelasnya.
Nilai projek yang dipermasalahkan waktu itu terbilang tidak sedikit. Karena angkanya mencapai puluhan juta rupiah.
"Nilai projeknya itu, Rp 150 ribu dikalikan 500 pcs. Awalnya itu lost kontak, tapi karena si vendor yang tempat kita buat jaket ke Purwokerto, kami pikir mau loading barang tapi ternyata nagih duit. Dia posisi sudah ga di Purwokerto, tapi karena ada masalah itu, dia datang ke Purwokerto dan kita regrup lagi gimana caranya menyelesaikan ke vendor. Tapi akhirnya ga selesai juga," ujarnya.
Setelah adanya permasalahan, akhirnya projek tersebut diserahkan sepenuhnya ke Adam Deni. Karena, rekan setimnya sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Adam Deni.
"Kita serahkan ke pemesan, kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi ternyata tidak berhasil jadi kita serahkan lagi ke Adam. Setahu saya tidak selesai, ngegantung," tuturnya.
Sementara itu, Dr Tri Wuryaningsih, M Si selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed Purwokerto mengaku tidak begitu mengenal sosok Adam Deni. Namun dirinya mengetahui informasi Adam Deni dikeluarkan dari kampus Unsoed Purwokerto.
"Kata Wakil Dekan 1 nya iya (Adam Deni dikeluarkan)," katanya singkat.
Baca Juga:Akhirnya Mau Bantu Jerinx SID di Pengadilan, Begini Kata Dokter Tirta
Kontributor : Anang Firmansyah