SuaraJawaTengah.id - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan adanya tambahan kasus aktif di Indonesia sebanyak 4.580 orang, sehingga secara total menjadi 578.535 kasus, sementara 258 orang dilaporkan meninggal dunia. Angka terkonfirmasi positif COVID-19 harian mencapai 46.643 orang atau berkurang dari hari sebelumnya yang menyentuh angka 49.447 orang. Sementara angka kesembuhan harian mencapai 41.805 orang.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 di Jakarta, Sabtu hingga pukul 12.00 WIB, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 tertinggi harian terjadi di Jawa Barat mencapai 9.778 kasus, 12.293 jiwa dinyatakan sembuh, sementara 23 orang meninggal dunia.
Provinsi dengan kasus tertinggi harian berikutnya adalah Jawa Tengah mencapai 5.623 terkonfirmasi positif, 2.805 pasien sembuh, dan 67 orang dinyatakan meninggal dunia.
Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus harian COVID-19 tertinggi ketiga pada Sabtu siang yang menyentuh angka 5.413 kasus terkonfirmasi positif. Sebanyak 6.238 orang dinyatakan sembuh dan 47 pasien meninggal dunia.
Baca Juga:Melahirkan saat Terinfeksi Virus Corona, Ibu Ini Baru Bertemu Bayinya setelah 2 Bulan!
Provinsi DKI Jakarta ada di urutan keempat dengan 4.675 kasus harian, 5.729 pasien dinyatakan sembuh, sementara 33 orang meninggal dunia. Selanjutnya D.I Yogyakarta dengan kasus harian mencapai 2.750, pasien sembuh 365 jiwa, dan 10 orang meninggal dunia.
Sementara itu, ada 491.130 spesimen yang selesai diperiksa, terdiri dari 150.491 dari Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), 550 dari tes cepat molekular (TCM), serta 340.089 dari antigen. Dari hasil RT-PCR terdapat 54.235 spesimen positif, sedangkan hasil antigen tercatat 38.268 spesimen positif.
Uji laboratorium melaporkan terdapat 225 spesimen invalid dan inkonklusif. Dengan demikian positivity rate spesimen harian COVID-19 di Indonesia mencapai 18,92 persen.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) meminta seluruh pihak untuk mewaspadai tren kasus positif COVID-19 di Bulan Februari 2022 yang terlihat terus mengalami kenaikan secara signifikan.
“Jadi apakah kita sudah masuk gelombang ketiga atau belum, rasanya kita harus siap-siap bila melihat pola penambahan kasus,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga:Percepat Interval, Warga Bisa Vaksinasi Booster 3 Bulan Setelah Vaksin Kedua
Menanggapi kapan Indonesia memasuki gelombang ketiga COVID-19, Nadia menuturkan tren perkembangan kasus positif COVID-19 di Indonesia perlu diwaspadai secara serius, karena jumlah kasus yang terus naik.
Nadia menyebutkan pada gelombang delta yang terjadi pada Bulan Juni-Juli 2021, puncak kasus mencapai sebanyak 56.000 kasus. Namun, bila melihat tren saat ini, jumlah kasus tertinggi sudah menyentuh angka 64.700 pada pertengahan Bulan Februari.