Inggris Ajak Negara-negara Barat untuk Lebih Keras ke Presiden Rusia Vladimir Putin

Invasi militer Rusia terhadap Ukraina dikecam banyak negara. Termasuk Inggris, yang mengajak negara-negara barat untuk memberikan sanksi kepada Presiden Vladimir Putin

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 10 Maret 2022 | 15:55 WIB
Inggris Ajak Negara-negara Barat untuk Lebih Keras ke Presiden Rusia Vladimir Putin
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menjelang pertemuan di markas besar Uni Eropa di Brussels, Belgia, Senin (24/1/2022). [ANTARA/Pool via REUTERS/John Thys/tm/am]

SuaraJawaTengah.id - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina dikecam banyak negara. Termasuk Inggris, yang mengajak negara-negara barat untuk memberikan sanksi kepada Presiden Vladimir Putin.  

Menteri luar negeri Inggris Liz Truss pada Kamis (10/3/2022) meminta Barat untuk lebih keras terhadap Putin. Sebaab, kebijakan telah menghancurkan "arsitektur keamanan global" dengan menyerang Ukraina.

Truss juga meminta negara-negara Barat untuk memperkuat "dampak buruk" dari sanksi terhadap Rusia.

Pada hari kedua kunjungannya ke Amerika Serikat, Truss akan mengatakan kepada hadirin di lembaga pemikir Dewan Atlantik bahwa setelah invasi Rusia ke Ukraina, Barat tidak boleh lagi "membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali".

Baca Juga:Harga Kedelai Naik Akibat Konflik Rusia-Ukraina dan Kekeringan di Amerika Latin

"Kita harus bangkit pada saat ini. Kita harus berjanji bahwa kita tidak akan pernah lagi membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali. Itu berarti kita harus bertindak sekarang. Itu berarti menjadi tangguh -- karena kita tahu bahwa dampaknya hanya akan terus meningkat jika kita tidak bertindak," demikian yang akan disampaikan Truss, menurut kutipan pidatonya yang disiapkan oleh kantor Menlu Inggris itu.

Truss akan mengatakan bahwa "Putin telah menyerang aturan untuk negara-negara hidup berdampingan dengan kedaulatan, demokrasi, dan Piagam PBB. Dia telah menghancurkan arsitektur keamanan global."

"Jika kita membiarkan ekspansionisme Putin tidak tertandingi, hal itu akan mengirim pesan berbahaya kepada calon agresor dan otoriter di seluruh dunia," demikian akan dikatakan oleh Truss.

Inggris, yang berusaha memainkan peran sentral dalam respons internasional terhadap invasi Rusia, sebagian besar bertindak sejalan dengan Amerika Serikat.

Pemerintah Inggris juga menyamai banyak tindakan yang diambil oleh Washington sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina hampir dua minggu lalu.

Baca Juga:Mantan PM Inggris Bahas Proyek Ibu Kota Baru Bareng Presiden, Sampaikan Pujian untuk Jokowi

Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dan menyebutnya sebagai "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menangkap nasionalis yang berbahaya.

Negara-negara Barat menyebut alasan Rusia itu sebagai dalih tak berdasar untuk invasi yang telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. Barat pun telah menerapkan sanksi keras sebagai tanggapan terhadap serangan Rusia ke Ukraina.

London telah memberlakukan sanksi terhadap individu dan entitas Rusia serta berjanji untuk melarang impor minyak Rusia dan melarang perusahaan Rusia meningkatkan utang dan ekuitas di pusat keuangannya.

Namun, pemerintah Inggris telah dikritik karena bergerak terlalu lambat dalam memberikan sanksi kepada sejumlah individu Rusia. Inggris mengatakan proses sanksi itu akan dipercepat begitu undang-undang baru mulai berlaku.

Truss diperkirakan akan meminta negara-negara "untuk meningkatkan tekanan global terhadap Putin".

"Kita harus melangkah lebih jauh pada sanksi untuk terus memperkuat dampak buruk (dari sanksi) -- Kita menginginkan situasi di mana mereka (Rusia) tidak dapat mengakses dana mereka, mereka tidak dapat melunasi pembayaran mereka, perdagangan mereka tidak dapat mengalir, kapal mereka tidak dapat berlabuh dan pesawat mereka tidak bisa mendarat," demikian yang akan disampaikan Truss.
[ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini