SuaraJawaTengah.id - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina dikecam banyak negara. Termasuk Inggris, yang mengajak negara-negara barat untuk memberikan sanksi kepada Presiden Vladimir Putin.
Menteri luar negeri Inggris Liz Truss pada Kamis (10/3/2022) meminta Barat untuk lebih keras terhadap Putin. Sebaab, kebijakan telah menghancurkan "arsitektur keamanan global" dengan menyerang Ukraina.
Truss juga meminta negara-negara Barat untuk memperkuat "dampak buruk" dari sanksi terhadap Rusia.
Pada hari kedua kunjungannya ke Amerika Serikat, Truss akan mengatakan kepada hadirin di lembaga pemikir Dewan Atlantik bahwa setelah invasi Rusia ke Ukraina, Barat tidak boleh lagi "membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali".
Baca Juga:Harga Kedelai Naik Akibat Konflik Rusia-Ukraina dan Kekeringan di Amerika Latin
"Kita harus bangkit pada saat ini. Kita harus berjanji bahwa kita tidak akan pernah lagi membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali. Itu berarti kita harus bertindak sekarang. Itu berarti menjadi tangguh -- karena kita tahu bahwa dampaknya hanya akan terus meningkat jika kita tidak bertindak," demikian yang akan disampaikan Truss, menurut kutipan pidatonya yang disiapkan oleh kantor Menlu Inggris itu.
Truss akan mengatakan bahwa "Putin telah menyerang aturan untuk negara-negara hidup berdampingan dengan kedaulatan, demokrasi, dan Piagam PBB. Dia telah menghancurkan arsitektur keamanan global."
"Jika kita membiarkan ekspansionisme Putin tidak tertandingi, hal itu akan mengirim pesan berbahaya kepada calon agresor dan otoriter di seluruh dunia," demikian akan dikatakan oleh Truss.
Inggris, yang berusaha memainkan peran sentral dalam respons internasional terhadap invasi Rusia, sebagian besar bertindak sejalan dengan Amerika Serikat.
Pemerintah Inggris juga menyamai banyak tindakan yang diambil oleh Washington sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina hampir dua minggu lalu.
Baca Juga:Mantan PM Inggris Bahas Proyek Ibu Kota Baru Bareng Presiden, Sampaikan Pujian untuk Jokowi
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dan menyebutnya sebagai "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menangkap nasionalis yang berbahaya.
- 1
- 2