Banjir di Cilacap Meluas, 1.400 Rumah Terendam Banjir, Kerugian Petani Hampir Rp 1 Miliar

Banjir sebetulnya sudah mulai surut pada Kamis siang, namun karena hujan dengan intensitas tinggi, banjir kembali meninggi.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 18 Maret 2022 | 20:23 WIB
Banjir di Cilacap Meluas, 1.400 Rumah Terendam Banjir, Kerugian Petani Hampir Rp 1 Miliar
Warga beraktivitas menggunakan perahu saat banjir melanda Desa Nusawungu, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jumat (18/3/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Hujan yang mengguyur pada Kamis (17/3/2022) malam hingga Jumat (18/3/2022) membuat banjir di wilayah Kabupaten Cilacap meluas.

Banjir sebetulnya sudah mulai surut pada Kamis siang, namun karena hujan dengan intensitas tinggi, banjir kembali meninggi.

Di Nusawungu misalnya, berdasarkan data yang dihimpun, kondisi banjir semakin parah dibanding hari Rabu (16/3/2022) lalu. Ketinggian air di dalam rumah rata-rata 60 cm.

Camat Nusawungu, Agus Supriyono menjelaskan, pada saat hari kemarin kondisi air sudah menurun. Hanya saja pada Jumat pagi kembali tinggi dan semakin meluas.

Baca Juga:Tegas! Gara-gara Tidak Aktif Tangani Banjir, Bupati Kebumen Copot Camat beserta Perangkat Kecamatan Ayah

"Hampir sama kondisinya dengan dua hari lalu. Hanya saja kemarin sudah menurun, tapi hari ini terjadi lagi dan lebih besar," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (18/3/2022).

Pihaknya belum mendata berapa total luasan yang terdampak banjir pada hari ini. Karena saat ini pemerintah tengah fokus untuk mengevakuasi dan mengirimkan logistik ke lokasi banjir yang tidak dapat dilalui kendaraan.

"Kita belum sampai tanya ke desa-desa, konsentrasi kita saat ini evakuasi dan cari perahu untuk mengirim logistik. Tidak sempat kita mikir tambah berapa (warga terdampak). Tapi kalau data hari Senin ya ada 1.400 an rumah," jelasnya.

Untuk saat ini, dari 17 desa yang ada di Kecamatan Nusawungu, 10 diantaranya terendam banjir. Pihaknya tidak mendata kedalaman air yang ada di akses-akses jalan yang menuju ke desa lokasi banjir.

"Kalau di dalam rumah, itu 0-60 cm. Kita tidak mengukur yang di pekarangan dan sawah. Tapi jalan dari Nusawungu menuju Klumprit tidak bisa dilewati mobil," terangnya.

Baca Juga:Banjir Bukan Penghalang! Viral Kondangan Tetap Digelar Walau Air Setinggi Lutut, Warganet: Bisa Sekalian Cuci Piring

Pada pagi tadi, menurut Agus, sedikitnya ada 36 warga yang dievakuasi ke Balai Desa Kedungbenda. Untuk secara keseluruhan, banyak warga yang memilih tinggal di rumahnya meski air semakin tinggi.

"Yang banyak masih bertahan di rumah. Tapi tadi ada yang dievakuasi ke Balai Desa Kedungbenda sebanyak 36. Terus yang di Klumprit itu ngungsi ke tempat saudaranya," tuturnya.

Saat ini, warga yang terdampak banjir membutuhkan logistik makanan, obat-obatan dan pakaian layak pakai.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun oleh pihak Kecamatan Nusawungu, sejumlah petani mengalami kerugian cukup besar akibat banjir tersebut. Jika ditotal mencapai kerugian material lahan pertanian mencapai Rp 924 Juta.

"Lahan sawah siap panen milik petani yang terdampak banjir itu seluas 758 hektar (17 desa)," tutupnya.

Selain di Kecamatan Nusawungu, banjir juga menggenangi beberapa desa di wilayah Kecamatan Kroya, Sampang dan Jeruklegi. Hanya saja dampak terparah terjadi di Kecamatan Nusawungu.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini