SuaraJawaTengah.id - Tidak semua makanan di Indonesia bisa beralih dari digoreng menjadi direbus. Seperti halnya kerupuk, makanan tersebut membutuhkan minyak goreng dengan jumlah banyak untuk bisa mengolahnya.
Namun demikian, stok minyak goreng di Indonesia dalam kondisi tidak baik. Selain langka, harga minyak goreng juga melambung tinggi di pasaran.
Sudah seminggu belakangan ini, Sri Nuryati (45 tahun) bolak-balik dari rumahnya di Talun, Kecamatan Dukun ke Muntilan. Berburu minyak goreng curah yang sulit dicari di pasaran.
Hari masih pagi. Belum genap pukul 07.00 WIB, tapi gerbang masuk ke gudang penyalur minyak goreng curah di Ngrancah, Tamanagung, Muntilan sudah dipadati puluhan orang.
Baca Juga:Viral Ibu-ibu Nekat Curi Minyak Goreng di Minimarket, Aksinya Terekam CCTV
Menenteng jeriken, mereka antre minyak goreng curah. Di dalam gudang truk tanki minyak goreng kapasitas 20 ton dari Surabaya, bongkar muatan.
Menurut Sri Nuryati, sudah seminggu ini dia wara-wiri ke gudang untuk membeli minyak. “Kemarin hari Senin dapat satu jeriken. Hari Rabu dan sekarang antre lagi,” kata Sri Nuryati, Kamis (24/3/2022).
Pemilik gudang membuat aturan, pembeli eceran seperti Sri hanya boleh membeli minyak paling banyak 1 jeriken ukuran 16 kilogram. Pembelian dalam jumlah banyak hanya boleh untuk UMKM skala menengah.
Itupun pembeli harus menunjukkan bukti foto tempat usaha. “Dijatah. Katanya dapat satu dulu biar rata.”
Padahal menurut Sri, 1 jeriken minyak itu tidak cukup untuk sekali menggoreng kerupuk. “Satu jeriken ukuran 16 kilogram ya kuranglah buat produksi,” katanya.
Dia memilih membeli minyak goreng di gudang ini karena harganya lebih murah dibanding di pasar. Di gudang ini 1 jeriken minyak goreng ukuran 16 kg dijual seharga Rp248 ribu.