SuaraJawaTengah.id - Terletak di dalam pemukiman warga tepatnya, Kampung Gendong Utara RT 5 RW 4, Sarirejo, Semarang Timur, terdapat sebuah gedung yang syarat dengan sejarah.
Bangunan tersebut dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Gedung Sarekat Islam (SI), kondisi gedung SI kini terlihat lebih terawat, jika dibandingkan 8 tahun silam.
Pasalnya sebelum 2014, kondisi bangunan bersejarah tersebut tak terawat, bahkan hampir roboh.
Gedung SI kini nampak berdiri kokoh dan bersolek cat putih di tembok bangunan dipadukan pintu kayu berwarna abu-abu. Ornamen gedung tersebut juga terlihat terawat, bahkan di halaman gedung tersebut tak nampak adanya sampah.
Selain kebersihan yang terjaga, bangunan yang berdiri sejak era kolonial itu kini juga digunakan warga untuk kegiatan sosial.
Seperti penuturan Heryy (45), warga kampung Gendong Utara yang tinggal tepat di depan Gedung SI. Ia juga menuturkan, vaksinasi untuk masyarakat juga sempat digelar di Gedung SI pada 2020 lalu.
"2028 lalu gedung tersebut digunakan warga untuk penyuntikan vaksin, terus juga sempat untuk PKK," ungkap Herry kepada SuaraJawaTengah.id.
Menurutnya, pasca direnovasi 2014 lalu ruangan utama Gedung SI belum pernah digunakan warga sekitar untuk berkegiatan.
Hal itu lantaran Yayasan Balai Muslimin yang menaungi bangunan tersebut tak memberikan izin.
Baca Juga:Dibantai Persipura Empat Gol Tanpa Balas, Pelatih PSIS Semarang: Benar-benar di Luar Prediksi
"Kalau halamannya biasa digunakan warga, misalnya pas sembelih qurban di situ, tapi kalau bagian dalam dulu tidak diizinkan oleh Yayasan, tapi sekarang sudah boleh dipakai," terang Herry.
Selain diizinkan untuk kegiatan warga, Herry mengatakan Gedung SI juga sempat digunakan untuk diskusi dan pemutaran film Wiji Thukul pada 2015 lalu oleh sejumlah aktivis.
Namun, kegiatan diskusi yang digelar itu menjadi mendapat respon dari pihak berwenang, dan dibubarkan.
"Dulu di gedung itu juga sempat ada kegiatan pemutaran film tapi gatau kenapa dibubarkan sama aparat," kata Herry.
Di area luar gedung tersebut dipaparkan Herry, juga sempat digunakan untuk acara pemerintahan. Meski demikian, acara yang digelar Pemkot Semarang tersebut mendapat protes dari warga sekitar.
Hal itu dikarenakan pihak panitia mencopot papan penanda Gedung SI, yang dianggap mengganggu.