"Ini sudah jadi tradisi khas Desa Gumelem di akhir bulan Sya'ban ,kami membawa sekar atau bunga dan kemenyan untuk menguji ketulusan kepada Allah SWT, kemudian membawa tumpeng yang mewujudkan salah satunggaling pangeran ,kemudian lauk pauk gorengan, krupuk, sayuran. Sedangkan hewan ternak seperti ayam itu adalah nadzar nya masing-masing, misal ada yang sudah nadzar jika keinginan nya terwujud maka akan membawa ayam," jelasnya, Kamis (31/3/2022).
Acara terakhir adalah acara makan bersama yang disebut dhahar ambeng sadran. Dalam prosesi tersebut warga saling menukar ambeng yang sudah berisi tumpeng dan lauk pauk satu sama lain.
Sehingga, warga tidak akan memakan lauk pauk yang dibawanya sendiri. Tukar ambeng menggambarkan keseimbangan sosial antar warga desa agar tidak ada ketimpangan.
Kepala Desa Gumelem Kulon, Arief Machbub menjelaskan, sadran Gede dilaksanakan oleh dua desa yaitu Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan.
Baca Juga:10 Keunikan Tradisi Ramadhan di Indonesia
Ia menyebut, tradisi Sadran Gede adalah penggambaran atas rasa syukur dan bahagia menyambut datangnya bulan Ramadhan.
"Di makam Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Gumelem atau Udhakusuma kami menggelar sadran Gede setiap menjelang bulan Ramadhan. Barang siapa yang berbahagia menyambut bulan Ramadhan akan terhindar dari api neraka. Ini juga dalam bentuk rasa syukur," ujar dia.
Kontributor : Citra Ningsih