Tak Ada Lagi Drama Penyekatan, Jalur Mudik Magelang-Boyolali Siap Mengantarkan Mereka yang Ingin Pulang

Banyak orang bilang, mudik lebaran tahun ini bisa jadi ajang pembalasan. Setelah 2 tahun dilarang pulang ke kampung halaman, Jalur Mudik Magelang-Boyolali jadi alternatif

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 26 April 2022 | 15:10 WIB
Tak Ada Lagi Drama Penyekatan, Jalur Mudik Magelang-Boyolali Siap Mengantarkan Mereka yang Ingin Pulang
Rambu peringatan daerah rawan longsor di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Banyak orang bilang, mudik Lebaran tahun ini bisa jadi ajang ‘pembalasan’. Setelah 2 tahun dilarang pulang ke kampung halaman.

Tidak seperti mudik 2 tahun sebelumnya, pulang kampung tahun ini tidak ada lagi drama penyekatan. Tidak ada lagi kucing-kucingan pemudik bersembunyi di bak truk menyamar barang angkutan.

“Tidak ada penyekatan. Go ahead!,” kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi.

“ Yang penting kita menyiapkan protokol kesehatan.”    

Baca Juga:Puncak Keberangkatan Pemudik Di Stasiun Pasar Senen Diprediksi Mulai Rabu Besok

Diperkirakan mudik tahun jadi lebih asyik. Kementerian Pariwisata misalnya, sejak jauh hari menandai titik lokasi wisata yang bisa disinggahi para pemudik.

Jalur mudik Selatan Jawa direkomendasikan sebagai lintasan yang musti dijajal. Jalur sepanjang 1.546 kilometer ini melewati 23 kabupaten dan kota.

Titik awal jalur Selatan dimulai dari Kabupaten Serang, Banten dan berakhir di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Beberapa titik wisata yang direkomendasikan jika melintasi jalur Selatan Jawa antara lain Baturraden di Purwokerto dan Gua Seplawan di Puworejo. Kedua tempat ini menawarkan pemandangan pegunungan yang indah.

Jalur ‘klasik’ mudik melintasi Utara Jawa juga masuk rekomendasi lintasan yang bisa dilalui pemudik. Momok pantai Utara Jawa sebagai ‘jalur neraka’ rawan kemacetan, tidak lagi berlaku.

Baca Juga:Pemudik Nekat Angkut Motor Diatas Mobil Bikin Netizen Geleng Kepala: Membahayakan diri Sendiri dan Orang Lain

Ruas tol Cikarang-Palimanan (Cipali) yang menjadi pilihan utama pemudik, diperkirakan menyebabkan jalur Utara Jawa sepi pelintas. Di jalur ini ada beberapa destinasi wisata yang rekomended untuk disinggahi.

Diantaranya, kampung Batik Trusmi di Cirebon dan Kota Tua Semarang yang terkenal dengan bangunan-bangunan bersejarahnya.

Jalur Alternatif Rawan Longsor

Di jalur tengah Jawa, titik wisata yang bisa menjadi ampiran tidak kalah banyak dan menarik. Jalur alternatif dari Semarang menuju Surakarta atau sebaliknya, bisa melalui lintas pegunungan ruas Blabak-Selo-Boyolali.  

Kondisi jalan aspal dan cor beton di jalur ini secara umum sudah baik. Banyak bonus pemandangan indah jika kita melalui jalur yang berada tepat di sela-sela Gunung Merapi dan Merbabu ini.

Hal yang perlu diwaspadai, beberapa titik di jalur Magelang-Selo-Boyolali adalah daerah rawan longor. Tipikal tanahnya yang gembur ditambah berada di kecuraman sedang hingga tinggi, menyebabkan tanah tidak stabil.

Berdasarkan laporan BPBD Magelang, selama Januari hingga Desember 2020 terjadi 428 kejadian bencana di seluruh wilayah. Sebanyak 79 persen kejadian merupakan bencana hidrometeorologi.  

Mayoritas bencana tanah longsor (54 persen), diikuti angin kencang (24 persen), dan banjir (1 persen).

“Saat ini curah hujan cukup tinggi. Kami khawatir nanti terjadi tanah longsor di sekitaran jalan tembus Blabak-Boyolali atau Magelang-Boyolali,” kata Marpomo, Kepala Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan.

Tahun lalu, sedikitnya 2 kali jalur Magelang-Selo terputus akibat longsor. Material tanah menutupi badan jalan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.

Biasanya durasi jalan terputus longsor tidak lama. Setelah tanah dibersihkan dan dirasa aman, jalan dapat kembali dilewati.

“Mengantisipasi hal ini, Bina Marga atau BPBD bersinergi saat ada longsor. Kami informasikan kepada BPBD untuk mengondisikan jalan. Tapi kalau hanya (longsor) kecil-kecil, masyarakat setempat bisa kerjasama,” kata Marpomo.

Minim Rambu

Pemudik rata-rata tidak begitu hafal kondisi dan hambatan jalan yang mungkin ditemui. Menurut Marpomo, jumlah rambu peringatan rawan longsor di kawasan ini masih minim.

“Belum memadai (rambu). Saya berharap karena ini jalan alternatif yang memang bisa kompas sekali (jalan pintas) menuju Solo. Kami berharap dalam waktu dekat dipasang rambu-rambu saja dulu.”

Berdasarkan pantauan kami, di jalur Blabak-Wonolelo hanya ada spanduk dan banner rambu peringatan longsor. Penerangan jalan juga masih minim, terutama di jalur yang melintasi hutan.

“Kemarin untuk lampu-lampu sebagian sudah dibenahi. Untuk wilayah Desa Wonolelo yang dipasangi lampu (jalan) baru 2 titik. Jadi yang dusun-dusun belum dipasang,” ujar Marpomo.

Kapolres Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, jalur alternatif mudik yang rawan longsor berada di wilayah Kecamatan Pakis, Tegalrejo dan Sawangan.

Polres telah menyiapkan jalur alternatif jika jalan Magelang-Boyolali tertutup longsor. “Kami siapkan jalur alternatif jika terjadi longsor. Kami buka jalur yang mengarah bisa ke Candimulyo, sehingga menghubungkan ke jalur yang lainnya.”

Terkait rambu dan penunjuk arah, Polres Magelang bersama Dinas Perhubungan akan melakukan pemeriksaan dan menambah rambu terutama di jalur alterntif.

“Sehingga masyarakat yang akan melaksanakan mudik atau arus balik, tidak bingung apabila terjadi bencana longsor. Sehingga mengetahui jalan kemana mereka harus melintasi,” kata AKBP Sajarod Zakun.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini