SuaraJawaTengah.id - Selain opor dan sambal goreng ati, terdapat sajian khas lebaran di Kota Semarang, yakni Kupat Jembut.
Kupat jembut merupakan sajian khas lebaran, tepatnya satu minggu setalah Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi pembagian kupat jembut, biasa dilakukan warga sekitar Semarang Timur seperti yang dipertahanan oleh warga kampung Pedurungan Tengah II.
Warga Pedurungan Tengah, Nurrohmah (50) mengungkapkan radisi bagi-bagi kupat Jembut sudah dilakukan sejak dirinya kecil.
Baca Juga:Banjir Cuan Pedagang Manisan di Cianjur Selama Lebaran, Bisa Raup Rp 10 Juta per Hari
"Sejak saya kecil, itu setiap 1 Syawal selalu bagi-bagi kupat jembut," ungkap Nurrohmah kepada Suarajawatengah.id, Senin (09/05/22).
Nurrohmah menceritakan, kala itu sekitar tahun 70-an, setiap rumah di kampungnya menyediakan sekitar 10 biji kupat yang ditaruh di teras rumah.
Lantas, setelah adzan subuh anak-anak akan menghampiri setiap rumah untuk mengambil kupat yang telah disediakan oleh orang dewasa.
"Kalau dulu, setiap didepan rumah ada sekitar 10 ketupat lalu kami berebut untuk cepat-cepatan ambil," jelasnya.
Menurut Nurrohmah, kini hanya segelintir rumah yang masih membuat kupat jembut dan dibagikan kepada anak-anak.
Baca Juga:Warga Lombok Tengah Rayakan Tradisi Lebaran Topat Setelah Idul Fitri 2022 di Pantai KEK Mandalika
Lebih lanjut, sebagai ganti kupat jembut warga lainnya lebih memilih membagikan uang kepada anak-anak.
"Sekarang masih ada beberapa yang bagi kupat, tapi ada juga karena tidak mau repot gantinya bagi-bagi uang ke anak-anak," jelasnya.
Pada tahun ini, Nurrohmah membuat sebanyak 50 biji kupat jembut dan ia bagikan kepada anak-anak di kampungnya.
"Mumpung masih diberi sehat, saya masih buat dan dibagikan ke anak-anak," imbuhnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika