Epidemiolog Ingatkan Kasus Hepatitis Akut Harus Menjadi Perhatian

Ahli epidemiologi dari Unsoed, drYudhi Wibowo mengingatkan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 Mei 2022 | 16:57 WIB
Epidemiolog Ingatkan Kasus Hepatitis Akut Harus Menjadi Perhatian
Ilustrasi Hepatitis Akut. Ahli epidemiologi dari Unsoed, dr Yudhi Wibowo mengingatkan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian. (Elements Envato)

SuaraJawaTengah.id - Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo mengingatkan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian bagi seluruh pihak.

"Harus menjadi kewaspadaan seluruh pihak, utamanya pemerintah daerah," kata Yudhi dikutip dari ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (10/5/2022).

Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed itu menambahkan hal tersebut sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan kepada seluruh pemerintah daerah melalui dinas terkait.

"Perlu peningkatan surveilans kewaspadaan dini kasus yang dicurigai hepatitis misterius ini, terutama pada anak berusia di bawah 16 tahun," katanya.

Baca Juga:Apa Itu Hepatitis Akut, Penyakit Jadi Kekhawatiran WHO dan Diduga Ada di Indonesia

Ia mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan upaya sosialisasi dan edukasi yang simultan dan masif kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayahnya masing-masing.

"Dengan demikian masyarakat dapat ikut berperan aktif melakukan langkah-langkah pencegahan misalkan dengan pola hidup bersih sehat, tidak bergantian alat makan, mengonsumsi makanan yang matang dan bersih, menghindari kontak dengan orang sakit, rutin cuci tangan, dan berbagai langkah antisipasi lainnya," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya.

"Masyarakat juga dapat melakukan upaya lain seperti mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, menjaga jarak dengan orang lain, serta menghindari keramaian atau kerumunan," katanya.

Dia mengatakan langkah edukasi dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan untuk sosialisasi COVID-19.

Baca Juga:Mesti Hati-hati, Ini 2 Alasan Pasien Talasemia Lebih Berisiko Terinfeksi Hepatitis

"Pada saat ini pemerintah telah memiliki pengalaman sosialisasi COVID-19, dan terbukti efektif, cara ini bisa dipakai untuk sosialisasi hepatitis akut, bisa menggunakan media apa saja, namun tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah perlu melakukan upaya pemeriksaan dan penelusuran guna mencegah penyebaran hepatitis akut ini.

"Untuk pemeriksaan memang belum bisa secara spesifik karena masih belum cukup bukti penyebab pastinya, masih dalam penelitian," demikian Yudhi Wibowo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini