SuaraJawaTengah.id - Warga Buddha melakukan kirab api abadi Merapen dan air suci Umbul Jumprit menuju Candi Borobudur. Mengawali puncak perayaan Waisak 2566 BE-2022 hari ini.
Api abadi Merapen dan air suci Umbul Jumprit diarak dari Candi Mendut sekitar pukul 07.40 WIB. Kedua unsur penting dalam prosesi Tri Suci Waisak itu sempat disemayamkan di Candi Mendut.
Ketua II DPD Walubi Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono mengatakan, dalam prosesi kirab juga disertakan aneka persembahan hasil bumi warga sekitar Candi Mendut dan Borobudur.
“Iring-iringan diantaranya membawa persembahan yang sudah kami siapkan merupakan hasil bumi dari penduduk lokal di Mendut, Borobudur, dan sekitarnya,” kata Tanto Soegito disela kirab Waisak, Senin (16/5/2022).
Baca Juga:1.252 Napi Terima Remisi Khusus Hari Raya Waisak
Tanto berharap melalui prosesi kirab ini umat bisa mencapai perenungan diri menjelang detik-detik Waisak yang akan dilakukan di Candi Borobudur pukul 11.13 WIB.
Perayaan Waisak tahun ini menjadi istimewa karena 2 tahun terakhir perayaan Waisak ditiadakan akibat pandemi. “Jadi ini suatu kebahagiaan dari umat Buddha bisa berkumpul bersama teman-teman,” ujar Tanto.
Sekitar 1.200 umat Buddha terlibat dalam kirab Waisak. Mereka berasal dari perwakilan sangha (aliran) Buddha dan kontingen dari beberapa daerah di Indonesia dan luar negeri seperti Vietnam dan Myanmar.
“Kelihatannya antusias dari umat Buddha sangat tinggi. Mungkin karena mereka baru pertama dalam 2 tahun ini melakukan upacara Waisak di Candi Borobudur.”
Didi Mulyana (47 tahun) warga Buddha asal Jakarta mengaku bahagia bisa merayakan Waisak di Candi Borobudur. Dua tahun kemarin Didi dan keluarga hanya merayakan Waisak di rumah secara online.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Indonesia Libur Waisak, Mayoritas Kota Besar Cerah Berawan
Menurut Didi, ada momen kesakralan yang hilang saat merayakan Waisak secara online. Momen yang tak tergantikan bisa merayakan Waisak dengan datang langsung ke Candi agung Borobudur.
“Momen yang paling pas itu kita datang langsung. Kesempatan kali ini nggak boleh sia-siakan saat sudah dibuka dari pendemi menuju endemi. Jadi ya kita manfaatkan momen besar ini,” kata Didi.
Didi dan keluarga sempat kecewa perayaan Waisak 2 tahun terakhir tidak diselenggarakan di Candi Borobudur. “Sedih, kecewa dan tidak tergantikan melalui online. Lebih enak kalau ke sini Borobudur. Kita dapet feel-nya.”
Didi dan keluarga akan menghabiskan momen perayaan Waisak di Candi Borobudur hingga saat pelepasan lampion nanti malam. Dia mengaku sudah membeli tiket dan akan melepas 4 lampion bersama istri dan kedua anaknya.
“Mau sampai lepas lampion? Iya. Itu momen yang tidak terlupakan. Harus lepas lampion. Kita sudah beli tiketnya juga untuk lepas lampion. Empat lampion yang akan kami lepas,” ujar Didi.
Setelah kirab, sejumlah prosesi puja bakti digelar bergiliran oleh para biksu di pelataran Candi Borobudur. Usai detik-detik Waisak akan diadakan prosesi pradaksina, dan Darmasanti serta pelepasan lampion.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi