Di Jambore Penyuluh Antikorupsi, Ganjar: Kita Butuh Budaya Baru Agar Indonesia Makin Bersih

Ganjar Pranowo berharap para penyuluh antikorupsi yang hadir dan terlibat bisa sharing pengalaman untuk mencegah terjadinya budaya korupsi

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 20 Mei 2022 | 12:44 WIB
Di Jambore Penyuluh Antikorupsi, Ganjar: Kita Butuh Budaya Baru Agar Indonesia Makin Bersih
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat di Jambore Nasiona penyuluh anti korupsi. [Dok Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku senang bisa mengikuti kegiatan Jambore Nasional Komunitas Penyuluh Anti Korupsi Seluruh Indonesia (KOMPAKSI API) 2022 di Desa Wisata Kandri, Semarang, Jumat (20/5/2022).

Dari acara ini, Ganjar berharap para penyuluh yang hadir dan terlibat bisa sharing pengalaman. Mulai metode, bagaimana membuat konten hingga kelompok sasaran penyuluhan.

Apalagi dari sampling saat berdialog dengan perwakilan penyuluh, Ganjar mendapati beberapa penyuluh dengan latarbelakang profesi yang beragam. Termasuk ibu-ibu dan guru sekolah.

"Ini bagus. Tadi dari KPK juga memberikan arahan kepada kita agar satu melalui sistem pendidikan yang ada, tidak harus dengan kurikulum khusus, tapi insepsi ke mata pelajaran yang ada," katanya.

Baca Juga:Nyeker! Ganjar ke Desa Terpencil di Magelang, Berikan Langsung Bantuan Bedah Rumah untuk Dua Lansia Ini

Ganjar mengatakan, ada banyak sekali cara untuk menerapkan nilai antikorupsi di kehidupan. Sehingga kerja KPK dalam menjalankan enam pokok tugasnya, akan lebih mudah dengan bantuan masyarakat dari sisi pencegahan.

"Nah kita butuh budaya baru, butuh budaya bersih, membangun integritas dan itu bisa dilakukan dengan spirit bersama," kata Ganjar.

Ganjar mendorong para penyuluh membangun jejaring dalam acara ini. Dengan tujuan satu visi membawa Indonesia semakin bersih dari praktik Korupsi.

"Kemudian dia bisa memberikan pengalaman-pengalaman tentu akan sangat memperbaiki kondisi republik ini agar makin bersih," tandasnya.

Salah satu penyuluh Aris Sutantriati begitu antusias mengikuti acara Jambore Nasional ini. Aris yang telah jadi penyuluh selama lima tahun ini mengaku banyak suka duka yang dialami sebagai penyuluh. Apalagi Aris tak memiliki latarbelakang jabatan apapun hanya sebagai ibu rumah tangga.

Baca Juga:Kocak! Diajak Foto Suporter MU, Ganjar Pranowo: Tim Kalahan Lho, Apa Nggak Stres?

"Bukan pejabat, kita menyampaikan harus hati hati dan menyesuaikan tempat dan harus pandai masuk memberi pengarahan atau sosialisasi tentang nilai integritas. Ya sering ditolak tapi kita terus berusaha," kata ibu rumah tangga asal Kotagede, Yogyakarta.

Lain lagi Sigit. Pria asal Banten ini baru empat bulan menjadi penyuluh. Menurutnya, tantangan menjadi penyuluh adalah mengubah stigma masyarakat yang mulai menganggap korupsi sebagai hal biasa.

"Butuh konsistensi, bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat. Alhamdulillah belum pernah ditolak. Tempat penyuluhan biasanya di tempat kerja ya di Dinas Pendidikan," tandasnya.

Acara pembukaan Jambore Nasional KOMPAK Seluruh Indonesia Ahli Pembangunan Integritas (API), dihadiri kepala daerah serta inspektur se Jawa Tengah dan Inspektur Provinsi se Indonesia. Kegiatan digelar selama tiga hari mulai 20-22 Mei mendatang.

Ketua KPK Firli Bahuri yang diwakili Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat, Wawan Wardiana serta Pembina Komisi Penyuluh Antikorupsi (KOMPAK) Jawa Tengah, Kunto Nugroho juga hadir dalam acara tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak