Banjir Setinggi 1,5 Meter Tutup Underpass Desa Krandegan Purworejo

Banjir setinggi 1,5 meter masih menggenangi underpass rel kereta Besole yang menghubungkan wilayah Desa Krandegan dengan jalan nasional Kutoarjo-Purworejo.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 02 Juni 2022 | 15:26 WIB
Banjir Setinggi 1,5 Meter Tutup Underpass Desa Krandegan Purworejo
Banjir setinggi 1,5 meter menutup underpass rel kereta Besole yang menghubungkan wilayah Desa Krandegan dengan jalan nasional Kutoarjo-Purworejo, Kamis (2/6/2022). [Dok. Pemerintah Desa Krandegan]

SuaraJawaTengah.id - Luapan banjir masih menutup akses jalan utama menuju Desa Krandegan, Kecamatan Bayan. Sejumlah wilayah di Kabupaten Purworejo dilanda banjir sejak 2 hari terakhir.    

Banjir setinggi 1,5 meter masih menggenangi underpass rel kereta Besole yang menghubungkan wilayah Desa Krandegan dengan jalan nasional Kutoarjo-Purworejo.

Meski banjir mulai surut di daerah permukiman, genangan air yang menutup underpass Besole menyulitkan warga yang akan beraktifitas. Jalan ini merupakan jalur utama warga menuju jalan Kutoarjo-Purworejo.   

“Tadi pagi masih lumayan tinggi sekitar 1,5 meter. Underpass ini akses utama yang menghubungkan Desa Krandegan dengan jalan nasional Kutoarjo-Purworejo,” kata Kepala Desa Krandegan, Dwinanto kepada SuaraJawaTengah.id, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga:Penyebab Banjir di Kelurahan Kepatihan Akibat Tanggul Jebol, Bupati Ponorogo Janji Penanggulangan Secepatnya

Menurut Dwinanto, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Dulang. Wilayah Desa Krandegan dilalui 2 sungai besar: Jali dan Dulang.

Luapan air mulai masuk ke permukiman warga pada Rabu (1/6/2022) sekitar pukul 03.30 WIB. Hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak malam sekitar pukul 21.00 WIB.

“Di tempat kami sudah hujan sejak pukul 21.00 WIB. Kalau di Purworejo kota sudah hujan sejak sore,” kata Dwinanto.

Akibatnya sekitar 450 dari 700 rumah di Desa Krandegan terendam banjir setinggi perut orang dewasa. “Daerah terdampak berada di 11 dari 14 RT. Sekitar 600 kepala keluarga," paparnya.

Beberapa warga sempat mengungsi ke rumah tetangga yang lebih tinggi. Menurut data BPBD Kabupaten Purworejo, 75 orang mengungsi akibat banjir di Desa Krandegan.  

Baca Juga:Warga Kebon Pala Jaktim Mulai Bersihkan Lumpur Akibat Banjir Kiriman dari Bogor

Dwinanto mengatakan, warga yang berada di daerah terhindar banjir berinisiatif membuat dapur umum. Hingga Rabu kemarin, dapur umum menyediakan 2 ribu nasi bungkus untuk warga terdampak banjir.  

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Iman Tjiptadi mengatakan, sekitar 229 orang mengungsi akibat banjir.

“Hari ini sudah terkondisikan giat masyarakat untuk bersih-bersih. Kegiatan masyarakat sudah berangsur normal,” kata Iman Tjiptadi saat dihubungi SuaraJawaTengah.id, Kamis (2/6/2022).

Menurut Iman, sebanyak 2.795 orang atau 952 kepala keluarga terkena dampak banjir. Warga sempat mengungsi di 4 lokasi pengungsian di Desa Pogungkalangan, Tangkisan, Krandegan, dan Bapangsari.

Jumlah warga terdampak banjir paling banyak berada di Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen. Sebanyak 847 orang atau 297 KK terkena dampak banjir di desa ini.

Sebanyak 30 orang warga Desa Bapangsari sempat mengungsi di Masjid Bojong. Diperkirakan jika tidak terjadi hujan selama beberapa hari ini, situasi semakin kondusif.

Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Purworejo sejak Selasa (31/5/2002) hingga Rabu (1/6/2022) menyebabkan banjir di beberapa daerah.

Banjir di Kecamatan Bayan terjadi di Desa Pogungkalangan, Tangkisan, Krandegan, Pogung Jurutengah, dan Pogungrejo.

Sedangkan banjir di Kecamatan Bagelen terjadi di Desa Bapangsari, Budel, dan Dadirejo. Total 2.795 jiwa terkena dampak banjir di Kabupaten Purworejo.

Sebanyak 229 orang yang mengungsi yang tersebar di Masjid Trukan di Desa Pogungkalangan, 2 rumah warga di Desa Tangkisan dan Krandegan, serta Masjid Bojong di Desa Bapangsari.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini