Batal Naik ke Merbabu, Bus Rombongan Pendaki Asal Jakarta Terguling di Ketep Magelang

Diduga bus tidak kuat mendaki sehingga terguling ke areal kebun milik warga yang berada di Ketep Magelang

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 16 Juli 2022 | 17:48 WIB
Batal Naik ke Merbabu, Bus Rombongan Pendaki Asal Jakarta Terguling di Ketep Magelang
Bus Tama Holiday mengangkut penumpang rombongan pendaki asal Jakarta dan Bogor, terguling di jalur menanjak Desa Ketep, Magelang, Sabtu (16/7/2022). (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).  

SuaraJawaTengah.id - Bus pengangkut rombongan pendaki terguling di jalur menanjak di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Diduga bus tidak kuat mendaki sehingga terguling ke areal kebun milik warga.

Bus bernomor polisi DK 7590 AK membawa sekitar 35 orang pendaki asal Jakarta dan Bogor. Mereka berencana mendaki Gunung Merbabu melalui basecamp Swanting.

Salah seorang korban, Dustin mengatakan, bus tidak kuat mendaki di jalan yang menanjak. Jalan tembus Blabak-Boyolali, terkenal dengan jalur tanjakan yang tidak begitu curam namun panjang.

“Awalnya bus mau naik. Pas di tengah-tengah tanjakan nggak kuat. Akhirnya rem tangan juga nggak dapet, mau mundur. Mundur juga nggak dapet akhirnya banting (setir) ke kiri. Langung masuk ke tempat tadi (kebun cabai),” kata Dustin.

Baca Juga:Kecelakaan Maut di Tol Mojokerto, Sopir Bus PO Ardiansyah Segera Disidang

Bus Tama Holiday terguling dan masuk ke kebun cabai setinggi 1,5 meter dari jalan. Bus sempat menambar tepi tanggul pekarangan warga, sebelum terguling masuk kebun.

Bus Tama Holiday mengangkut penumpang rombongan pendaki asal Jakarta dan Bogor, terguling di jalur menanjak Desa Ketep, Magelang, Sabtu (16/7/2022). (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).  
Bus Tama Holiday mengangkut penumpang rombongan pendaki asal Jakarta dan Bogor, terguling di jalur menanjak Desa Ketep, Magelang, Sabtu (16/7/2022). (Suara.com/ Angga Haksoro Ardi).  

Sebanyak 11 korban luka ringan dikumpulkan di rumah warga tak jauh dari lokasi kecelakaan. Sedangkan 24 korban lainnya, termasuk 1 sopir dan kernet bus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan dan RS Merah Putih.

Selain bus Tama Holiday, kecelakaan juga menyebabkan mobil penumpang jenis Suzuki S-Cross bernomor polisi H 1826 FF ikut terguling. Mobil terguling karena bermaksud menghindari bus yang mudur.

Seluruh penumpang Suzuki S-Cross tidak menderita luka serius. Mereka ikut dilarikan ke rumah sakit karena shock.

Menurut Dustin, rombongan berangkat difasilitasi penyedia jasa open trip mendaki gunung, Akar Sari Outdoor. Dustin berangkat bersama kelima temannya dari Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga:Polres Magelang Tahan Guru Ngaji Diduga Cabuli Empat Muridnya

Para pendaki mendaftar setelah membaca iklan di akun Instagram @akarsarioutdoor_. Mereka membayar biaya open trip sebesar Rp670 ribu/per pax kepada panitia yang beralamat di Pandeglang, Banten.

“Panitia dari Pandeglang. Akar Sari Outdoor. Di IG juga ada. Kita tahu info-info open trip dari Instagram. Disuruh kumpul di Cawang UKI (JakartaTimur),” kata Dustin.

Dustin dan 10 rekan sesama pendaki membatalkan pendakian Gunung Merbabu. Mereka dibawa ke basecamp Swanting agar dapat beristirahat dan menunggu pemulangan ke rumah masing-masing.

“Arahannya kita mau dikumpulin di basecamp. Tapi nggak ada yang mau naik kok. Open trip pulangnya nunggu kabar dari panitia aja gimana. Tapi di sini nggak ada yang mau lanjut naik,” ujar Dustin.

Ngateno, salah seorang relawan Masyarakat Peduli Api, Taman Nasional Gunung Merbabu mengatakan, biasanya bus tidak diizinkan mengangkut pendaki hingga basecamp.

“Bus biasanya berhenti di Kaponan. Dari situ dilansir naik ke basecamp. Untuk keselamatan di wilayah Merbabu. Medannya naik ke basecamp nanjak semua,” ujar Ngateno.  

Selain sopir yang dinilai tidak hafal situasi jalan, kuat dugaan bus Tama Holiday juga kelebihan berat muatan. Pendaki gunung biasanya membawa tas berisi logistik dan tenda dengan ukuran berat rata-rata 45 liter.      

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak