"Sebenarnya di Kebumen sudah jadi. Tapi ada persoalan pribadi yang akhirnya membuat usaha saya harus tutup. Dari situ saya mendapat pelajaran berharga lagi," tuturnya.
Angin membawa petualangan berdagang pentol ke Purwokerto. Di kota mendoan ini, awalnya ini hanya memiliki satu gerobak. Kompleks Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menjadi langkah pertama otletnya buka.
"Saya di modali dulu sama bos saya akhir tahun 2017. Omsetnya saat Rp 700 ribu perhari," ujarnya.
Waktu itu, dia langsung mempekerjakan orang. Hal ini bertujuan agar ia bisa fokus di dapur untuk mengolah daging ayam. Terlebih saat itu, ia juga yang belanja bahannya sendiri ke pasar.
Baca Juga:5 Wisata Alam Paling Kece di Baturraden Banyumas
Tahun pertama usahanya mulai membuahkan hasil. Secara bertahap otletnya semakin bertambah banyak. Dari mulai kompleks kampus Unsoed, UIN Saizu dan pusat perbelanjaan di jantung kota Purwokerto.
"Total sekarang kalau tidak salah ada 16 gerobak. Tersebar di lima kecamatan. Alhamdulillah sudah bisa menikmati hasilnya sekarang," akunya.
Dirinya mengaku tidak memiliki strategi khusus dalam pemasaran. Usahanya mengalir dan getok tular dari mulut-kemulut pelanggan. Namun ia memiliki satu rahasia yang mungkin menjadi penglaris dagangannya.
"Mungkin bisa berkembang seperti sekarang karena saya menjaga kualitas rasa ya. Tidak ada yang saya kurangi dari awal buka. Malah semakin saya tambah bumbunya biar semakin terasa," imbuhnya.
Untuk satu butir pentol berukuran kecil dibanderol dengan harga Rp 500. Sedangkan yang pentol berukuran besar berisi potongan daging dijual dengan harga Rp 3.500. Berapapun pelanggan membeli akan dilayani. Tidak dibatasi minimal pembelian. Namun menurutnya, rata-rata pelanggannya membeli tiap porsi Rp 5.000.
Baca Juga:Bocah 5 Tahun Terbakar Usai Beli Ice Smoke, Apakah Nitrogen Cair Berbahaya?
Baginya, para pedagang yang berjualan produknya adalah mitra kerja. Ia tidak menyebut sebagai karyawan. Karena sistem pembayarannya bagi hasil. Hal inilah yang membuat para mitra kerjanya betah bekerjasama dengan Kisno.