Para pelaku Citayam Fashion Week harus belajar merasakan atmosfer persaingan modeling di luar negeri. Mencicipi tekanan memeragakan baju karya designer luar negeri dengan tuntutan standar yang tinggi.
"Saya ingin anak-anak Indonesia bukan hanya memiliki nama, tapi ketahanan mental untuk terjun ke industri fashion dengan penuh. Konsisten," kata Martini.
Penyelenggaraan event modeling yang baik, membutuhkan standar kerja yang jelas. Martini melihat pentas fashion di zebra cross jalan Dukuh Atas itu terjadi secara spontan dan tanpa perencanaan matang.
Padahal menyiapkan fashion show paling sederhana sekalipun membutuhkan persiapan yang tidak sebentar. Bukan hanya tempat dan siapa yang akan tampil, konsep dan tujuan acara juga harus pasti.
Baca Juga:Meski Terkenal, Roy Citayam Janji Tetap Jadi Orang Baik dan Tak Sombong
"Kami (designer) menciptakan fashion show pasti punya konsep. Tujuannya kepada siapa dan ending-nya untuk apa. Jadi ketika itu diadakan ‘liar’ mohon maaf sekali, kayaknya jauh dari privilege fashion show."
Konsep fashion show itu yang dipegang Martini saat membawa batik Jonegoroan ke Beijing Expo tahun 2018. Batik khas Bojonegoro tersebut diboyong ke China diperagakan oleh 3 model lokal.
Begitu juga saat ini dimana Martini Suarsa ditunjuk sebagai Representative and Brand Ambasador International Ipoh Fashion Week di Malaysia 2022. Konsep batik dan budaya tradisional Indonesia yang akan dia tonjolkan.
Martini akan membawa designer, model, dan usaha kreatif fashion untuk tampil pada pergelaran busana di Kota Tua Ipoh, Negara Bagian Perak Malaysia 20-23 Oktober 2022.
Kritik Martini Suarsa untuk Citayam Fashion Week atau event lain yang sejenis, adalah tidak jelasnya target acara. "Siapa penontonnya? Siapa yang beli bajunya? Siapa yang akan mempromosikan acara ini? Kalau hanya dari kita, untuk kita, dan oleh kita, sepertinya sayang. Buang tenaga dan pikiran. Buang waktu."
Baca Juga:Lucinta Luna Pamer Foto di Pesawat Mau Pulang ke Indonesia, Aksesoris di Kepala Bikin Salfok
Dia berharap acara serupa digarap sesuai standar yang berlaku pada industri fashion. "Ibarat kata, bukan hanya baju yang dipakai para pelaku fashion pada acara itu, tapi tahu kemana arahnya."