Capres 2024 Dipastikan Berebut Suara Jokowi, Pengamat: Menjadi Penentu Kemenangan

Capres yang bertarung pada Pemilu 2024 dipastikan berebut suara potensial dari pemilih Presiden Jokowi

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 16 Agustus 2022 | 17:39 WIB
Capres 2024 Dipastikan Berebut Suara Jokowi, Pengamat: Menjadi Penentu Kemenangan
Relawan deklarasikan ikut Jokowi 2024. Capres yang bertarung pada Pemilu 2024 dipastikan berebut suara potensial dari pemilih Presiden Jokowi. [Ist]

SuaraJawaTengah.id - Para calon presiden (Capres) yang bertarung pada Pemilu 2024 dipastikan berebut suara potensial dari pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat Politik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Agus Riewanto memaparkan, para capres sudah tentu ingin menjadi bagian dari jejaring Jokowi. Karena selama proses menjadi Presiden RI hingga dua periode, Jokowi dikelilingi oleh basis relawan yang kuat dari berbagai sektor segmentasi.

"Dan itu tak bisa diabaikan banyak orang (capres). Selama ini ada modal kuat hingga terpilih jadi presiden dua kali. Karena punya daya tawar di depan partai dan mampu mengkomunikasikan beragam partai," terang dia dari keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (16/8/2022).

Untuk itu kata Agus yang juga Ahli Hukum dan Tata Negara tersebut, para capres akan berlomba-lomba ingin dikenal sebagai bagian dari jejaringnya Jokowi. Harapan itu agar menyedot pemilih potensial sehingga menang dalam Pilpres 2024.

Baca Juga:Dalam Pidato Sidang Tahunan 2022, Jokowi Sampaikan Apresiasi untuk Tokoh dan Lembaga Negara Atasi Persoalan Bangsa

Jokowi menurut Agus, orang yang kini paling berpengaruh di Indonesia sehingga menjadi bagian yang menentukan siapapun yang akan menjadi capres.

"Siapaun capresnya, ingin menjadi bagian dari Pak Jokowi. Berupaya didukung Jokowi. Mereka (capres) sudah pasti berupaya meminta restu Jokowi," jelas dia.

"Termasuk Jokowi menjadi salah satu penentu kemenangan capres yang bertarung di Pilpres 2024," akunya menekankan.

Bahkan kata Agus, capres yang tak melirik dukungan dari sosok Jokowi atau memalingkan mukanya kemungkinan besar serseok-seok hingga bisa menelan kekalahan. Pasalnnya si capres harus membuka jalan sendiri yang notabene risikonya jauh lebih besar.

"Ibarat babat hutan atau mencari jalan tikus, resiko jauh lebih besar (kalahnya). Jalan bersama Pak Jokowi kan sudah lempeng. Makanya mengikuti jejak Jokowi lebih mudah secara politik bagi capres," terangnya.

Baca Juga:5 Isi Pidato Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2022, Singgung Krisis Ekonomi sampai Korupsi

Selama ini lanjut Agus, Jokowi yang mengawali karir dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden RI dikenal dekat dengan rakyat. Kenyataan itu menjadi daya tarik bagi pemilih karena berasal dari masyarakat biasa.

Itu terakumulasi sehingga Jokowi menang Pilpres 2019 dengan memperoleh 70.997.833 suara dan Pilpres 2024 meraih 85.036.828 suara.

"Slogannya kan 'Jokowi adalah Kita'. Kita representasi kebanyakan orang. Satu-satunyanya dari masyarakat biasa ke jenjang itu, sehingga diterima semua kalangan, karena representasi kita kan kebanyakan orang kecil dan bukan elite," papar dia.

Pengamat Politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menuturkan, salah satu faktor penentu elektabilitas capres adalah akumulasi dari dukungan Jokowi.

"Kita tahu Kokowi punya basis relawan yang militan atau simpatisan yang loyal. Simpatisan yang loyak ini kemudian mengikuti arah politik Pak jokowi akan diberikan ke mana," terang dia.

Bagi capres yang akan bertarung kata dia, bisa mencontoh sosok Jokowi yang dibilang marketable. Pasalnya selama bertarung dalam pemilu baik tingkat kota, provinsi atau nasional bisa mengikuti selera pemilih mayortitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak