Mencapai kesehatan untuk semua berarti melakukan yang terbaik untuk kesehatan sejak awal kehidupan masyarakat.
Anak usia dini adalah periode perkembangan emas yang perlu didukung oleh pola gaya hidup keluarga untuk meningkatkan kesehatan.
Lalu bagaimana aturan beraktivitas fisik yang baik? Aktivitas fisik yang baik memiliki rumus, yaitu selama 30 menit di luar pekerjaan domestik (misalnya mengepel, menyapu, dan mencuci mobil) serta dilakukan secara "baik, benar, terukur dan teratur" atau BBTT.
Baca Juga:Hindari Politik Kantor! Mending Bangun Pertemanan Gaes
"Baik", artinya melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh dan bertahap, serta berkesinambungan. "Benar", artinya melalui tahapan. Sebelum beraktivitas fisik harus melakukan pemanasan untuk menghindari cedera serta setelah selesai langsung melakukan pendinginan.
Selain itu, ada juga pola makan. Misalnya dua jam sebelum beraktivitas fisik sudah tidak makan lagi, karena bila setelah makan langsung beraktivitas fisik, maka akan menyebabkan sesak napas.
Lalu selanjutnya adalah "terukur", yang artinya benar-benar masuk ke dalam zona latihan. Zona latihan bisa dilihat dari perhitungan denyut nadi yaitu 220 - umur x 60 - 80 persen. Bila masih dalam tahap baru berolahraga, ketika masuk zona latihan, maka harus didampingi oleh pelatih atau instruktur.
Terakhir adalah "teratur", artinya durasi latihan konsisten. Misalnya dalam seminggu ada tiga hingga lima kali sesi latihan dengan baik dan benar.
Setiap orang harus mempersiapkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
Baca Juga:Makjeb! Najwa Shihab Sentil Polisi Hobi Pamer Hidup Hedon: Halal Nggak sih Duit Lo?
Sama seperti seorang karyawan yang bisa berolahraga sepulang kerja, seorang ibu bisa mencari waktu olahraga di siang atau sore hari setelah kesibukannya selesai, yang pasti dalam kondisi tenang. Olahraga juga bisa dengan kegiatan-kegiatan sederhana, seperti meremas bola atau jalan kaki dari stasiun saat ke kantor dengan kecepatan yang cukup kuat.