Lamanya masa kerja Tarsudi di TPSA Pasuruhan membuatnya hapal betul seluk beluk tempat buang limbah warga Magelang itu. Dia bahkan menjuluki diri sebagai “genderuwo” Pasuruhan.
Tarsudi mengaku selama pengalamannya menjadi penjaga malam di TPSA Pasuruhan, tidak pernah menemukan kejadian ganjil yang mistis.
"Nggak ada. Takut semua sama saya. Tak pelintirke brengos (saya pelintirkan kumis)," kata Tarsudi sambil terkekeh, menampakkan gigi serinya yang sebagian menghitam.
Meski bergelut dengan sampah setiap hari, Tarsudi mengaku tidak memiliki keluhan sakit yang serius. Paling banter batuk, pilek, serta masuk angin, penyakit yang paling sering diderita lelaki paro baya.
Pria gempal berpawakan pendek ini masih gesit menyapu sisa sampah hasil pembuangan pagi tadi. Sesekali dia memandang tinggi ke puncak gunungan sampah yang berdiri di hadapannya.
"Lihat gunungan sampah setinggi ini suka ngeri? Takut longsor? Ya nggak lah. Sudah biasa lihatnya kok," ujar Tarsudi.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi